Di samping kanan, sebuah beringin besar berdiri, sementara di belakang kapela, berjejer bangunan-bangunan kecil yang melambangkan 14 titik pemberhentian jalan salib Tuhan Yesus.
Di dalam kapela, terdapat patung, yang oleh masyarakat setempat dinamai patung Bunda Reinha Balawelin, sebuah patung kecil Bunda Maria yang sedang memangku Tuhan Yesus.
Di tembok belakangnya, terdampat sembilan gambar berukuran kecil yang nampak menceritakan keberadaan komunitas-komunitas suku yang berada di dalam rumpun adat dan sosial masyarakat Balawelin.
Ritual adat dan ibadat yang dilaksanakan dalam setiap tahapnya nampaknya menggambarkan kesatuan yang padu antara adat, gereja, dan masyarakat itu sendiri.
Doris Rihi pun didaulat untuk meletakan batu pertama di salah satu tiang utama pembangunan kapela ini.
Selepas melakukan peletakan batu pertama, Penjabat Bupati Flotim mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini.
”Saya bersyukur dapat hadir di sini. Luar biasa penghormatan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang ditunjukkan pada hari ini, saya sangat bersukacita,” ungkap Doris Rihi.
Menurut Doris Rihi, niat yang satu dan padu seperti yang ditunjukkan dalam Porik Kreya ini tentunya akan selalu mencapai hasil yang baik.