“Dulu kan sulit sekali ke Fulan Fehan ini. Dengan jalan perbatasan kini bisa lebih mudah dijangkau,” kata Endra kala itu.
Di samping itu, pada kawasan sekitar Fulan Fehan pun terdapat komoditas perkebunan pohon kayu putih, kelor, dan jambu mete. Dengan adanya jalan tersebut maka akan lebih mudah untuk masyarakat meningkatkan skala produksi dan nilai tambah bagi produk lokal.
Stanilaus Nahak, seorang warga yang sempat melintasi jalur Sabuk Merah, meyakini bahwa pembangunan jalan Sabuk Merah itu otomatis akan meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan, khususnya bagi warga dari Kabupaten Malaka yang ingin menjual hasil usaha ke Kota Atambua.
Ia pun mengapresiasi upaya pemerintah untuk membangun jalan di wilayah perbatasan, khususnya bagi kontraktor dari PT Tureleto Battu Indah yang sudah mengerjakan jalan hotmix tersebut.
Baca Juga: 6 Pulau di NTT Berpotensi Dilanda Rob hingga Besok, BMKG Minta Waspada
Selain memiliki peran penting itu, Jalan Sabuk Merah yang menghubungkan Belu-Malaka adalah jalan yang melintasi perbukitan. Di sepanjang perjalanan berkelok, pengguna jalan bisa menikmati pemandangan yang indah.
Jalur yang dilalui tersebut sinar mataharinya tidak menyengat, sehingga jika menggunakan kendaraan roda dua, traveler akan merasakan keindahan alam nan eksotis di wilayah perbatasan tersebut.***