Walhi NTT Rilis Film Ata Modo, Ini Isu-isu Penting yang Diangkat Terkait Narasi Orang Pinggiran

- 3 Agustus 2021, 07:10 WIB
Poster film dokumenter Ata Modo yang bakal dirilis Wahli NTT.
Poster film dokumenter Ata Modo yang bakal dirilis Wahli NTT. /Instagram.com/@wahli.ntt/

FLORES TERKINI - Organisasi Konservasi Lingkungan, Walhi NTT, baru-baru ini merilis sebuah film dengan tajuk Ata Modo: Elegi Orang Komodo. Tepatnya pada 30 Juli 2021, secara daring dirilislah film tersebut dengan menampilkan beberapa narasumber.

Film bergenre dokumenter tersebut mengisahkan kehidupan orang-orang Komodo yang tinggal dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).

Terkait peluncuran film tersebut, ada beberapa tanggapan yang muncul. Pasca menonton film dokumenter tersebut, Direktur Eksekutif Wahli Nasional, Nurhidayati, mengungkapkan bahwa film Ata Modo menjelaskan tiga persoalan penting.

Baca Juga: Kekhasan Makanan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ada Jagung Titi dari Flores Timur

"Pertama, potret lembangunan di Indonesia minim partisipasi. Kedua, pemaknaan konservasi yang berbeda antara pemerintah dan masyarakat adat. Ketiga, bentuk komodifikasi alam, di mana komodo dijadikan sebagai komoditas. Hal ini akan membawa komodo menuju kepunahan," ungkap Nurhidayati sebagaimana dikutip dari akun Instagram Walhi NTT, @walhi.ntt.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Ansy Lema, pun mempunyai catatan sendiri terkait film Ata Modo tersebut.

Menurutnya film Ata Modo merupakan narasi orang-orang pinggiran. Ia juga menambahkan bahwa ada kata kunci yang disasar dalam film tersebut, yaitu konservasi, privatisasi, dan investasi.

Baca Juga: Gua Batu Cermin di Desa Wae Sambi Labuan Bajo: Ternyata Ditemukan oleh Arkeolog Belanda

"Film Ata Modo ini menampilkan narasi tentang orang-orang pinggiran. Pesan dari bawah, dari masyarakat Ata Modo. Apa yang disampaikan film ini sebenarnya menyasar beberapa kata kunci, yaitu konservasi, privatisasi, dan investasi, serta kepentingan masyarakat adat yang terhimpit oleh korporasi dengan peran negara di tengahnya," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x