Tarif Baru TN Komodo Timbulkan Polemik di Masyarakat, DPRD NTT: Bukti Kebijakan Ini Tidak Populis

2 Agustus 2022, 22:30 WIB
Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dinaikkan Menjadi Rp3 Juta /Flores Terkini/Pixabay

FLORES TERKINI - Kebijakan Pemerintah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menaikan tarif masuk Taman Nasional (TN) Komodo menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Para pelaku wisata di kawasan Labuan Bajo yang merasakan langsung akibatnya lantas menggelar aksi mogok.

Mereka menghentikan seluruh aktivitas pelayanan pariwisata di Labuan Bajo sebulan penuh, dimulai sejak 1 Agustus 2022.

Baca Juga: Soal Aksi Mogok Massal di Labuan Bajo, Bupati Manggarai Barat: Kami Pastikan Semuanya Aman!

Aksi mogok ini harus mereka lakukan lantaran Pemprov NTT baru saja menaikan tarif baru Paket Wisata Pulau Komodo dan Pulau Padar sebesar Rp3,7 juta.

Tarif baru ini dinilai berdampak langsung pada pelayanan pariwisata yang mereka tawarkan karena minimnya wisatawan.

Terkait polemik tarif masuk TN Komodo tersebut di atas, Wakil Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Inche Sayuna justru meminta aturan ini dibatalkan.

Baca Juga: Naiknya Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dinilai Rugikan Pebisnis Lokal, Gahawisri: Kami Menolak dengan Tegas

Inche Sayuna meminta agar Pemprov NTT membatalkan kebijakan penerapan tarif baru masuk kawasan TN Komodo karena menimbulkan polemik di masyarakat.

"Kebijakan tarif baru masuk TN Komodo ini sebaiknya dibatalkan dulu. Ditarik untuk dievaluasi kembali karena menimbulkan kegaduhan di masyarakat," katanya di Kupang, dikutip dari Antara.

Menurutnya, tarif baru ini telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Polemik ini menurutnya justru menunjukan bahwa kebijakan ini tidak populis dan cenderung merugikan masyarakat.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Babak Penyisihan Soeratin Cup U17 2022 NTT: Sebuah Ajang Pencarian Bakat Talenta Muda

Banyak masyarakat yang langsung terkena dampak dari kebijakan tarif baru ini.

Menurutnya, jika pemerintah tetap menaikan harga tiket, maka tarif sewa jasa transportasi, penjual minuman dan makanan, penjual cinderamata, hingga penyewaan penginapan, dan lainnya ikut terdampak.

Oleh karena itu, Inche Sayuna menyebut Pemprov tidak boleh memaksakan untuk meneruskan kebijakan ini.

Baca Juga: Daftar Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022: Terjadilah Bagimu Seperti yang Kau Kehendaki

Ada baiknya pemerintah membuka ruang evaluasi untuk meninjau kembali kebijakan tarif baru TN Komodo.

Selanjutnya Inche Sayuna memberikan solusi yang bisa dipakai untuk meredakan polemik yang sedang terjadi saat ini.

Inche Sayuna mengatakan menaikkan harga tiket bukanlah satu-satunya pilihan untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Komodo.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022: Cara Mendefinisikan Iman kepada Yesus

Pemerintah bisa melakukan pembatasan jumlah dan akses wisatawan masuk Taman Nasional Komodo tanpa harus menaikkan harga tiket.

"Jadi sifatnya adalah menyederhanakan dan mencoba untuk membatasi jumlah dan waktu bagi wisatawan, dan ini pilihan yang rasional dibanding pilihan untuk menaikkan tarif masuk," katanya.

Kenaikan tarif masuk TN Komodo juga dinilai mencederai semangat pemulihan ekonomi dan destinasi wisata pasca pandemi Covid-19.

Baca Juga: Profil Yulius Mauloko, Pesepakbola Asal Atambua NTT yang Pernah Menjadi Top Skor Liga Australia

Inche Sayuna juga berharap semoga TN Komodo tidak menjelma menjadi destinasi wisata eksklusif karena bisa menjauhkan publik dalam mempelajari Satwa Komodo.

"TN Komodo tetap harus didorong sebagai destinasi yang sifatnya publik, yang sifatnya inklusif, yang semua orang bisa mengakses karena sejak dari awal diposisikan sebagai destinasi yang sifatnya publik," pungkasnya.***

Editor: Ancis Ama

Sumber: Antara Kupang

Tags

Terkini

Terpopuler