FLORESTERKINI.com – Tarian adat dengan nama Belu Belen dari Desa Nuhalolon, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, sukses dibawakan pada momen penjemputan Penjabat Bupati Flotim dan tamu VIP dari Kemenparekraf, Selasa, 2 April 2024.
Dengan menggunakan busana adat bercorak merah ‘darah ayam’, para penari menghentakkan kaki dengan syair yang dinyanyikan, mulai dari Rumah Jabatan Penjabat Bupati hingga pelataran panggung utama Festival Bale Nagi 2024.
Di bawah komando Kepala Desa Nuhalolon, Markus Mulay Keray, para penari tampak sungguh-sungguh menyanyikan syair lagu adat dengan mengucap sapaan adat dari masing-masing pulau yang ada di Flores Timur.
Baca Juga: Kisah Cinta Penuh Drama hanya di 'Cinta Berakhir Bahagia': Jadwal Lengkap Trans TV Rabu 3 April 2024
“Setiap syair yang dinyanyikan itu menandakan asal usul setiap daerah, baik dari pulau Flores, Adonara maupun Solor,” demikian sang Kades meriwayatkan.
Adapun aksesoris yang dikenakan para penari Belu Belen yakni Nidok, Kenobo, Belaon, Nile Sidok, dan Kala Bala atau Gelang Gading.
Nidok adalah aksesoris kepala untuk perempuan, Kenobo merupakan aksesoris untuk laki-laki. Nidok dan kenobo simbol kehormatan untuk tamu.
Sementara itu, Belaon adalah lambang kewanitaan, lambang kesuburan seorang wanita. Kemudian Nile sidok melambangkan cinta dan ketulusan, sedangkan Kala Bala atau gelang gading melambangkan pengorbanan.