Kasus DBD di Sikka Meningkat, Forum Pemuda Kangae Ajak Warga Bersihkan Lingkungan Mulai dari Rumah

27 Maret 2024, 21:57 WIB
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka melakukan fogging di tiga lokasi RT terdampak di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Rabu (27/03/2024). /FT-Dok. FPK

FLORESTERKINI.com – Forum Pemuda Kangae (FPK) mengajak masyarakat di Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, untuk menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan rumah tangga masing-masing.

Ajakan tersebut menyusul adanya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten itu, di mana terdapat 10 kasus DBD dengan 5 kasus terbanyak di Desa Habi, Kecamatan Kangae.

Ketua FPK Albert Aquinaldo mengatakan, menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap warga, dan hal ini harus dilakukan secara sadar oleh setiap orang.

Baca Juga: Kunjungan Perdana ke Makodim Sikka, Danrem 161 Wiraksati Kupang Disambut dengan Huler Wair dan Tarian Hegong

"Kebersihan ini tanggung jawab kita bersama, mulai dari lingkungan rumah kita masing-masing, dan ini harus dilakukan secara sadar, jangan tunggu ada kasus DBD dulu baru kita mulai giat lakukan kebersihan,” ujar Albert dalam keterangannya yang diterima FLORESTERKINI.com, Rabu, 27 Maret 2024 malam WITA.

Dia juga mengatakan, seharusnya kasus-kasus sebelumnya menjadi pelajaran berharga bagi warga untuk terus dan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak lima anak di RT 001, 002, dan 003, Dusun Habi Gahar, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT, terkena DBD dan sempat dirawat di RSUD TC Hillers Maumere. Saat ini kelima anak yang terkena DBD itu sudah pulang ke rumah masing-masing.

Baca Juga: Saksikan Keseruan Hanya di Trans TV! Jadwal Acara Kamis 28 Maret 2024: Banyak Acara Seru Menanti Anda!

Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka bahkan sudah melakukan fogging di tiga lokasi RT terdampak pada Rabu, 27 Maret 2024. Fogging berikutnya dijadwalkan pada Rabu, 3 April 2024 mendatang.

Pj Kepala Desa Habi Emerensiana Kartini, menyebut ada satu orang dewasa yang meninggal dunia diduga terkena DBD. Namun, pihak Pemerintah Desa Habi belum menyatakan korban terpapar DBD karena belum ada diagnosa medis yang pasti.

Menurut Emerensiana, di Desa Habi sendiri sudah terdapat enam kasus, terhitung dari tanggal 29 Januari 2024 hingga saat ini.

Baca Juga: Tim Polairud Polda NTT Siaga Kawal Peziarah Semana Santa 2024 di Larantuka

"Kalau untuk kasus kematian yang kemarin itu dari dokter belum mendiagnosa atau belum bisa pastikan itu DBD, karena ada penyakit bawaan lainnya, tetapi diduga (disertai) dengan DBD," kata Emerensiana di Kantor Desa Habi, Rabu, 27 Maret 2024.

Ia melanjutkan, dengan adanya kasus DBD di Desa Habi, pemerintah desa setempat sudah melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan kebersihan lingkungan yang dimulai dari rumah masing-masing warga.

Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka melakukan fogging di tiga lokasi RT terdampak di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Rabu (27/03/2024).// FT-Dok. FPK

Selain itu, katanya lagi, Pemerintah Desa Habi melalui RT hingga kepala dusun juga sudah memberikan pengumuman, khususnya di tiga lokasi yang terdampak, untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

"Memang untuk kesadaran masyarakat akan kebersihan itu masih rendah, tapi kita akan terus memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan, karena itu hal yang paling utama, sehingga kita terbebas dari DBD,” ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Kamis 28 Maret 2024: Nantikan Gebrakan Sinetron Penuh Makna & Sinema Mengharukan

Secara lebih khusus, kata Emerensiana, Pemerintah Desa Habi menjadwalkan pelaksanaan kegiatan pembersihan lingkungan di masing-masing RT, khususnya setiap hari Jumat dan Sabtu.

Kemudian sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di wilayah itu, masyarakat diimbau meningkatkan 4M Plus, yang mencakup menutup rapat penampung air, menguras tempat penampungan air seminggu sekali, mengubur atau mendaur ulang kaleng atau botol bekas yang dapat menampung air, dan memantau semua wadah penyimpanan air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk demam berdarah.

“Plusnya adalah penggunaan obat nyamuk, losion anti-nyamuk, pemakaian kelambu dan pemberian abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras,” pungkasnya.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler