Dalam keterangan yang diterima Floratanews.com pada Rabu, 30 November 2022, Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono, mengatakan bahwa NTT merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi oleh patahan-patahan (Sesar) mulai dari Barat dan Selatan (Zona Megathrust), Utara (Flores Back Arc Thrust) dan beberapa patahan-patahan lokal lainnya yang masih aktif.
Dengan itu, wilayah NTT memiliki potensi terhadap bahaya gempa bumi yang bersifat merusak dan disertai tsunami.
Baca Juga: Ikatan Cinta Rabu 30 November 2022: Mama Rosa Hadir, Maharatu Semakin Berjaya, Ini yang Dilakukannya
Hal itu didukung dengan histori kejadian, di mana daerah NTT pernah dilanda 12 kali kejadian tsunami sejak tahun 1891-2022.
“Sampai sekarang tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. Sehingga BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi,” kata Margiono.
Lebih lanjut kata Margiono, berdasarkan kajian dan analisis pemodelan simulasi tsunami dengan skenario potensi terburuk yang dilakukan oleh para ahli, bahwa NTT memiliki potensi gempa bumi dengan magnitudo 8,5 di daerah Selatan Sumba dan magnitudo 7,4 di utara Flores.
“Tetapi ini adalah potensi, dan bukan prediksi. Sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu,” tegasnya.
Untuk itu, lanjut Margiono, semua masyarakat di NTT diimbau tidak perlu panik, karena dapat dilakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural.
Secara konkret, upaya mitigasi itu bisa dilakukan dengan membangun bangunan tahan gempa, melakukan tata ruang jalur evakuasi dari pantai sampai ke titik kumpul, serta membekali diri dan mengedukasikan ke orang-orang di sekitar cara-cara melakukan penyelamatan diri terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami.