Fenomena Danau Kelimutu: Antara Mitos dan Kepercayaan Masyarakat Ende-Lio

- 14 Juni 2024, 06:44 WIB
Perubahan warna air danau pada kawah Ata Polo terpantau melalui CCTV kawah 1 dan 2 Gunung Kelimutu, Sabtu, 8 Juni 2024 sekitar pukul 17.47.03 WITA.
Perubahan warna air danau pada kawah Ata Polo terpantau melalui CCTV kawah 1 dan 2 Gunung Kelimutu, Sabtu, 8 Juni 2024 sekitar pukul 17.47.03 WITA. /Dok. Ist./HO-FLORESTERKINI

FLORES TERKINI – Danau Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menjadi perhatian publik. Dalam dua bulan terakhir, perubahan warna air di kawah Ata Polo menarik perhatian media mainstream dan menjadi topik hangat di kalangan pengunjung dan masyarakat Ende-Lio.

Fenomena ini juga memikat wisatawan dari berbagai penjuru dunia yang datang untuk menyaksikan langsung perubahan warna air kawah Ata Polo, yang telah berubah dari biru tua ke hitam, dan kini menjadi coklat.

Selain keindahan dan eksotisme panorama Danau Kelimutu, yang memiliki tiga kawah dengan warna air yang kerap berubah yakni Tiwu Ata Polo, Tiwu Ko’o Fai Nuwa Muri, dan Tiwu Ata Bupu, danau ini juga menyimpan banyak misteri, mitos, dan kepercayaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat adat Kelimutu dan seluruh masyarakat Ende-Lio.

Baca Juga: Perdana di Flores Timur, Penjabat Bupati Sulastri Rasyid Lecutkan Program Car Free Day

Danau Kelimutu: Tempat Bersemayamnya Arwah Leluhur

Yohanes Don Bosko Watu, Ketua Komunitas Adat Kelimutu dan Ketua Komunitas Adat Kabupaten Ende, menyatakan bahwa Danau Tiga Warna Kelimutu dipercaya memiliki kekuatan alam sebagai tempat bersemayamnya arwah leluhur yang telah meninggal dunia.

Ia mengatakan, perubahan warna air kawah Ata Polo dan dua kawah lainnya adalah peristiwa yang telah terjadi berulang kali sejak danau ini ditemukan dan dipublikasikan pertama kali pada tahun 1915 oleh Van Such Telen dan Pater Bauman pada tahun 1929.

Menurut Don Watu, perubahan warna kali ini menjadi trending topic karena jarak waktu perubahan warna yang sangat dekat pada tahun 2024. “Banyak yang mengaitkan fenomena ini dengan perubahan cuaca dan iklim yang signifikan, namun masyarakat adat setempat menganggap ini sebagai hal biasa yang telah terjadi sejak keberadaan Gunung Kelimutu ditemukan,” kata Don Watu, Kamis, 13 Juni 2024.

Baca Juga: Kasus Tambang Galian C di Ende, Polres Ende: IUP OP Tak Hentikan Proses Hukum

Tanda-tanda Alam dan Pertanda Peristiwa Besar

Lebih dari sekadar fenomena alam, masyarakat adat di kawasan penyangga Kelimutu percaya bahwa perubahan warna air di Danau Kelimutu sering kali membawa pertanda peristiwa besar. Don Watu menjelaskan, peristiwa-peristiwa seperti kelaparan, kematian, dan bencana alam diyakini terkait dengan perubahan warna air danau.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah