Ia mencontohkan kejadian pada tahun 1998 ketika air danau turun, yang bertepatan dengan lengsernya Presiden Soeharto. Selain itu, ia juga menyebut kematian tokoh nasional yang terjadi setelah kunjungan mereka ke Ende.
“Menurut kepercayaan masyarakat adat, siklus kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan air Danau Kelimutu,” imbuhnya.
Keharmonisan Alam dan Budaya
Don Bosko Watu mengimbau masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan pertanda alam dan peristiwa yang akan datang, melainkan untuk tetap menjaga keharmonisan dengan alam dan melestarikan budaya.
“Masyarakat diimbau untuk tetap memberikan sesajian kepada leluhur di Danau Kelimutu, terutama pada upacara adat Pati Ka yang digelar setiap tanggal 14 Agustus setiap tahun sejak 2009,” pintanya.
Dengan menjaga adat istiadat dan mencintai alam, Don Bosko Watu berkeyakinan bahwa alam pun akan bersikap ramah. Kepercayaan dan tradisi ini menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat adat Ende-Lio, yang menganggap perubahan warna air danau sebagai bagian dari siklus kehidupan dan pertanda dari kekuatan alam yang harus dihormati dan dijaga.***