Fenomena Danau Kelimutu: Antara Mitos dan Kepercayaan Masyarakat Ende-Lio

- 14 Juni 2024, 06:44 WIB
Perubahan warna air danau pada kawah Ata Polo terpantau melalui CCTV kawah 1 dan 2 Gunung Kelimutu, Sabtu, 8 Juni 2024 sekitar pukul 17.47.03 WITA.
Perubahan warna air danau pada kawah Ata Polo terpantau melalui CCTV kawah 1 dan 2 Gunung Kelimutu, Sabtu, 8 Juni 2024 sekitar pukul 17.47.03 WITA. /Dok. Ist./HO-FLORESTERKINI

Ia mencontohkan kejadian pada tahun 1998 ketika air danau turun, yang bertepatan dengan lengsernya Presiden Soeharto. Selain itu, ia juga menyebut kematian tokoh nasional yang terjadi setelah kunjungan mereka ke Ende.

“Menurut kepercayaan masyarakat adat, siklus kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan air Danau Kelimutu,” imbuhnya.

Baca Juga: Prima Dukung dr Christian dan Serena: Menyongsong Transparansi Pengelolaan Dana Publik dan Lapangan Kerja

Keharmonisan Alam dan Budaya

Don Bosko Watu mengimbau masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan pertanda alam dan peristiwa yang akan datang, melainkan untuk tetap menjaga keharmonisan dengan alam dan melestarikan budaya.

“Masyarakat diimbau untuk tetap memberikan sesajian kepada leluhur di Danau Kelimutu, terutama pada upacara adat Pati Ka yang digelar setiap tanggal 14 Agustus setiap tahun sejak 2009,” pintanya.

Dengan menjaga adat istiadat dan mencintai alam, Don Bosko Watu berkeyakinan bahwa alam pun akan bersikap ramah. Kepercayaan dan tradisi ini menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat adat Ende-Lio, yang menganggap perubahan warna air danau sebagai bagian dari siklus kehidupan dan pertanda dari kekuatan alam yang harus dihormati dan dijaga.***

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah