WARNAMEDIABALI - Selama program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berjalan kurang lebih selama 4 bulan, ternyata berimbas pada angka kehamilan.
Dilansir dari RRI.go.id, Senin (29/6/2020), Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Martin Suanta mengatakan bahwa Menurunnya layanan Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu penyebab adanya peningkatan angka kehamilan dan kenaikan angka kelahiran memang sudah di prediksi sebelumnya.
Menurut Martin Suanta, BKKBN akan melakukan langkah strategis bersama stakeholder sebagai upaya untuk mencegah lonjakan kehamilan yaitu dengan menggelar Pelayanan Sejuta Akseptor di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Presiden RI Akan Tinjau Persiapan Kawasan Industri di Desa Ketanggan
Martin menambahkan, untuk Provinsi Jawa Tengah meskipun kenaikan angka kehamilannya tidak siginifikan, akan tetap melaksanakan program pelayanan akseptor sebanyak 147.654 di 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah.
Baca Juga: Pengungkapan Kasus Pengancaman dan Kepemilikan Senjata Tajam
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa sosialsiasi tentang KB harus melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat hingga lembaga pemerintah maupun non pemerintah sehingga baby boom atau tingginya angka kelahiran dapat di minimalisir.
Baca Juga: Ojek Online Diijinkan Beroperasi di Masa Adaptasi New Normal
“ kita harus melibatkan semua stakeholder terkait, tentang pentingnya keluarga berencana melalui sosialisai dan penjelasan yang rasionalitas “. Ungkap Ganjar.
Baca Juga: Basuki Muljono Tinjau Longsor Palopo