BOPLBF Sebut Sampah di Labuan Bajo Masalah Serius dalam Kepariwisataan

11 Maret 2021, 15:38 WIB
ILUSTRASI sampah. BOPLBF menanggapi persoalan sampah di Labuan Bajo sebagai persoalan serius bagi kepariwisataan. /PIXABAY

FLORES TERKINI - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengungkapkan bahwa saat ini sampah merupakan masalah serius dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berdasarkan data yang ada, hingga akhir tahun 2020 tercatat produksi sampah rata-rata di Labuan Bajo menembus angka 112.4 meter kubik. Itu artinya, ada 13 ton sampah yang diproduksi dalam sehari di Labuan Bajo.

"Sampah di Labuan Bajo ini menjadi masalah serius sejak lama dan menjadi salah satu isu serius dalam kepariwisataan," ungkap Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina, dalam kegiatan sosialisasi program Pilot Activity Pengelolaan Sampah Mandiri yang dilakukan secara virtual pada Senin 1 Maret 2021, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Sinopsis IKATAN CINTA Jumat 12 Maret 2021: Nino Galau Dapat Kabar Buruk tentang Hasil Tes DNA Reyna

Ia menegaskan, perlu ada solusi bersama yang harus dilakukan melalui inovasi dan kolaborasi.

"Oleh karena itu, permasalahan ini harus diselesaikan secara bersama-sama melalui inovasi serta kolaborasi," terangnya.

Pengembangan pariwisata, terutama pariwisata berkelanjutan, sangat menekankan pentingnya pengembangan pariwisata yang tetap memperhatikan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, sampah adalah isu yang sangat penting.

Baca Juga: Ternyata Warna Rambut Tunjukkan Kualitas Pribadimu, Anda Punya Warna yang Mana?

Berdasarkan data yang ada, yakni persoalan sampah di Labuan Bajo mencapai 13 ton per hari,  maka hal ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak di Labuan Bajo.

BOPLBF sendiri tengah mendorong program pengelolaan sampah mandiri yang dimulai dari membangkitkan kesadaran masyarakat Labuan Bajo dengan membentuk Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Mandiri Masyarakat Labuan Bajo yang dimulai di Desa Gorontalo. Ini merupakan pilot activity yang dilaksanakan sejak Agustus 2020.

Diharapkan, pilot activity di Desa Gorontalo ini akan menjadi unit percontohan untuk pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat di wilayah lainnya, untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang indah, bersih, dan sehat, sesuai dengan konsep pariwisata berkelanjutan.

Baca Juga: Roger Federer Akui Lututnya Bertahan Cukup Kuat Saat Kalahkan Dan Evans di Qatar Open

Dengan begitu, permasalahan sampah di Labuan Bajo bisa teratasi sehingga tidak kontraproduktif dengan orientasi pengembangan pariwisata berkelanjutan di daerah ini.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler