FLORESTERKINI.com – Teater Perempuan Mahar Gading dijadwalkan akan ditampilkan di gelaran Festival Bale Nagi (FBN) 2024. Pertunjukan seni panggung ini akan dibawakan oleh kelompok Karang Taruna Nelo Lewo, Desa Blepanawa, Kecamatan Demon Pagong, bertempat di Taman Kota Felix Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dilihat dari rundown kegiatan Festival Bale Nagi 2024, teater Perempuan Mahar Gading akan ditampilkan pada Kamis, 4 April 2024, pukul 17.30-17.50 WITA.
Lantas, apa makna dari teater Perempuan Mahar Gading yang akan dipentaskan nanti? Yohanes Mamu Muda, seorang tokoh adat rumpun Balaweling-Solor mengatakan, secara substansial, harga diri seorang perempuan Lamaholot dinilai memiliki nilai sakralnya tersendiri.
Baca Juga: Sri Mulyani: Realisasi THR Sudah Hampir 100 Persen untuk 3 Kategori Penerima
Mamu Muda kemudian menguraikan maksud dari pernyataannya itu. Kata dia, mas kawin atau mahar untuk perempuan Lamaholot dalam adat perkawinan adalah gading gajah, sementara di Flores Timur khususnya tak ada seekor pun gajah yang hidup di wilayah itu.
Menurutnya, ada dua makna tersirat dari perempuan bermahar gading gajah yang harusnya diketahui oleh setiap generasi, agar ke depannya tidak mengalami pergeseran nilai dan makna.
“Pertama, harkat dan martabat perempuan Lamaholot adalah sakral. Perempuan Lamaholot bukan sesuatu yang bisa ditimbang dengan taring binatang, berapa pun jumlahnya, sebesar apa pun ukurannya," kata Mamu Muda kepada FLORESTERKINI.com beberapa waktu lalu, saat tengah dalam pelayaran bersama awak media dari Larantuka menuju Pulau Solor.
Tokoh adat rumpun Balaweling yang mencakup Balaweling I, Balaweling 2, dan Kelurahan Ritaebang itu lebih lanjut menjelaskan, sakralitas harga diri seorang perempuan Lamaholot itulah yang membuat gading gajah yang digunakan sebagai belis pun memiliki simbol-simbol sakral.