Terkait Babi Ngepet, Begini Penjelasan Sejarawan Muda Alumnus Universiteit Leiden

1 Mei 2021, 08:32 WIB
ilustrasi babi ngepet. /Priangantimurnews/Instagram@ridwankamil

FLORES TERKINI – Akhir-akhir ini, babi ngepet menjadi perbincangan hangat di media sosial, terlebih di tengah masyarakat yang masih mempercayai mitos dan hal serupa lainnya.

Hal ini bermula dari warga Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat yang membuat jadi heboh atas temuan babi hutan yang diklaim sebagai "babi ngepet", Selasa, 27 April 2021.

Perlu diketahui, babi ngepet sejatinya sudah menjadi hal yang biasa didengar, namun fakta yang menunjukkan bahwa babi ngepet ada benar-benar atau sebaliknya benar-benar ada, masih jadi perdebatan panjang.

Baca Juga: Soal Rumah Tangga Aurel dan Atta, Anang Hermansyah tidak Mau Ikut Campur Namun Tak Sabar Memiliki Cucu

Lantas, bagaimana mitos babi ngepet ini selalu dikaitkan dengan uang atau persugihan, hal ini masih dalam penelitian para sejarawan.

Ada seorang sejarawan muda alumnus Universiteit Leiden Ody Dwicahyo menjelaskan terkait babi atau babi hutan yang dalam bahasa Jawa disebut celeng, bukan sesuatu yang jauh dengan masyarakat agraris seperti di Indonesia.

Menurutnya babi bagi masyarakat agraris dengan karakter alam yang luas, babi menjadi hama atau musuh para petani, sehingga perlu dibunuh atau dipasangkan jerat untuk ditangkap.

Baca Juga: Nathalia Holscher Mengaku Menyesal Tinggalkan Sule dan Anak-anaknya

“Saya ingin mengingatkan di dalam masyarakat yang agraris, babi itu kan hama,” katanya.

Dia menerangkan bahwa sebelum berurusan dengan agama Islam saja, babi, jika ia datang itu langsung diusir terutama babi hutan atau celeng.

Hal ini dijelaskan Ody dalam Dialog Sejarah Historia.id: Riwayat Babi Ngepet, di Channel YouTube Historia, sebagaimana dikutip Floresterkini.com, Sabtu, 30 April 2021.

Baca Juga: Drakor Penthouse Season 3 akan Tayang Perdana 4 Juni 2021, Begini Sinopsisnya

“Kalau mau melihat fenomena babi ngepet dalam beberapa tahun terakhir, ngak semua yang ditangkap itu babi juga, ada anjing,” jelasnya.

Ody menambahkan bahwa mungkin bukan konsep-konsep zoologi, tetapi lebih ke konsep kultural, bahwa babi itu adalah sesuatu yang kalau datang harus diusir pergi.***

Editor: Eto Kwuta

Tags

Terkini

Terpopuler