Melihat keberanian Haris, Argadana bukannya senang karena mendapat sukarelawan yang bersiap membantu Maudy.
Dibayang-bayangi oleh kecurigaan dan pikiran buruk di balik keberanian Haris, Argadana mengatakan ketidaksetujuannya jika darah Haris didonorkan kepada Maudy.
Serentak hal itu membuat Argadana berang. Dan perdebatan hebat pun tak terhindarkan di antara Haris dan Argadana.
Meskipun demikian, situasi dilematis membuat Argadana terpaksa untuk merelakan darah Haris didonorkan kepada Maudy.
Pasalnya, jika Argadana mati-matian menolak, maka nyawa Maudy dan calon anak-anaknya bakal tak terselamatkan.
Sementara mendengar kesiapan Haris, dokter berusaha memberikan penjelasan kepada keluarga Argadana jika mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan pendonor darah yang sepadan bagi Maudy.
Alhasil, Haris pun dicek kondisinya. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengungkapkan jika darah Haris sangat cocok untuk Maudy dan kondisi Haris layak untuk menjadi pendonor.
Namun lagi-lagi Argadana kalut dan berang. Argadana masih tak sudi jika darah Haris harus mengalir di dalam tubuh Maudy.