Villeneuve menjelaskan bahwa kaum Fremen memasang alat yang disebut thumper di bukit pasir saat akan menaiki cacing gurun. Thumper itu kemudian akan menarik cacing raksasa dan menyebabkan runtuhnya bukit seiring dengan naiknya cacing ke permukaan.
"Dan idenya adalah Fremen berada di atas bukit pasir yang mulai runtuh, sehingga itulah cara mereka menaiki cacing," ucap Lambert.
Villeneuve menyebutkan bahwa adegan tersebut akan membutuhkan banyak dukungan dari tim efek visual (VFX), tetapi dia juga berencana untuk merekamnya langsung di tengah gurun.
Kru produksi kemudian membentuk sebuah unit baru yang disebut Unit Cacing. Unit ini bahkan dipimpin langsung oleh Villeneuve agar dapat memantau perkembangannya.
Tantangan dan Proses Kreatif di Balik Adegan Epik Dune: Part Two
Unit Cacing tersebut bekerja dengan kecepatan yang lebih lambat karena membutuhkan banyak waktu untuk riset dan pengembangan. Villeneuve pun sesekali turut hadir saat diperlukan.
Unit tersebut bekerja selama dua bulan di Budapest, sebelum akhirnya berpindah ke Uni Emirat Arab untuk melakukan syuting di gurun dengan bukit pasir sungguhan. Timothee Chalamet yang terlibat dalam Unit Cacing, mengakui bahwa adegan naik cacing tersebut sangat mengesankan.
Momen Krusial Bagi Paul Atreides, Makna Adegan Naik Cacing Gurun!
Chalamet menyatakan bahwa adegan tersebut memakan waktu hingga tiga bulan untuk adegan yang hanya berdurasi tiga menit. Dia juga menilai bahwa adegan tersebut sangat penting bagi karakter Paul Atreides karena merupakan momen krusial baginya untuk menjadi bagian dari kaum Fremen.
"Itu sungguh menakjubkan. Terdapat shot list setinggi dinding yang mereka kerjakan. Itu seperti Anda menghabiskan waktu tiga bulan untuk menghasilkan sekuens tiga menit," ujar Chalamet.