Cegah Kasus Rabies di NTT, Gubernur Laiskodat Wajibkan Anjing Milik Warga Divaksin

24 Mei 2023, 07:05 WIB
Ilustrasi vaksinasi rabies pada anjing. /Freepik/freepik

FLORES TERKINI – Kasus rabies makin marak terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa bulan terakhir. Secara khusus di Kabupaten Sikka, dinas kesehatan setempat melaporkan adanya ratusan kasus rabies sejak Januari sampai April 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, dr Maria Bernadina Sada Nenu, mengatakan bahwa kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) dalam periode Januari-April 2023 mencapai 518 kasus, 10 spesimen positif rabies dari 17 spesimen otak anjing yang diperiksa, dan satu kejadian meninggal akibat rabies.

Mengingat tingginya kasus rabies tersebut, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengimbau seluruh kepala daerah di Pulau Flores agar melakukan vaksinasi seluruh anjing-anjing peliharaan warga. Hal ini dimaksudkan guna mencegah adanya kasus rabies, yang mulai terjadi di Kabupaten Sikka.

Baca Juga: Rabies Menelan Nyawa Warga Sikka, Seorang Balita Meninggal Dunia Setelah Digigit Anjing

"Kami berharap para bupati di Pulau Flores untuk melakukan antisipasi terhadap terjadi kasus rabies dengan melakukan vaksinasi terhadap seluruh anjing-anjing peliharaan warga guna mencegah adanya kasus rabies," kata Gubernur Viktor Laiskodat pada Selasa, 23 Mei 2023, dikutip dari ANTARA.

Lebih lanjut Viktor Laiskodat berharap, pemerintah kabupaten (pemkab) di Pulau Flores dapat membangun kerja sama dengan dinas peternakan setempat untuk melakukan berbagai upaya mengatasi gigitan anjing rabies, dengan giat menggelar vaksinasi HPR.

"Berdasarkan pemberitaan akhir-akhir ini rabies di NTT, khususnya di Pulau Flores, kasus rabies bertambah. Bahkan ada juga anak yang berumur empat tahun meninggal akibat gigitan anjing rabies," ujarnya.

Baca Juga: Rabies ‘Makan’ Korban di Sikka, Dokter Asep Purnama Minta Segera Tingkatkan Cakupan Vaksinasi HPR

Menurut Gubernur NTT, kasus gigitan anjing rabies itu cukup mengganggu sehingga perlu melakukan vaksinasi terhadap seluruh anjing-anjing peliharaan guna meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.

Sejauh ini, Pemkab Sikka sendiri telah mengambil langkah penanganan kasus tersebut dengan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di wilayahnya serentak memberikan imbauan tegas, terutama kepada warga yang memiliki peliharaan HPR.

Selain vaksinasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka juga telah memperkuat pendataan dan pelaporan kejadian kasus rabies pada tujuh Puskesmas yang menjadi Rabies Center. Ketujuh Rabies Center tersebut adalah Puskesmas Watubaing, Puskesmas Waigete, Puskesmas Beru, Puskesmas Nita, Puskesmas Lekebai, Puskesmas Bola, dan Puskesmas Palue.

Baca Juga: Sikka KLB Rabies dengan 518 Kasus HPR Sejak Januari 2023, Pemerintah Minta Warga Lakukan 5 Hal Penting Ini

Sementara itu di Kabupaten Nagekeo, pemerintah setempat telah mengambil langkah serius mencegah kasus rabies dengan melakukan vaksinasi terhadap 1.934 HPR, menurut laporan data per 19 Mei 2023.

"Total HPR yang sudah tervaksin per 19 Mei 2023 sebanyak 1.934 ekor, dengan jumlah anjing tervaksin sebanyak 1.846 ekor, 84 ekor kucing, dan 4 ekor kera," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo.

Bahkan, Klementina menyebut animo masyarakat Nagekeo sendiri sangat tinggi untuk vaksinasi rabies, meskipun belum ada kejadian kasus rabies di wilayah itu.

"Sudah ada kasus di Maumere, jadi mereka (warga, red) antusias menjaga anjing mereka agar tidak terkena rabies. Masyarakat bahkan menelpon untuk vaksin anjing," ungkap Klementina.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler