“Petugas sedang melacak, mohon bersabar,” begitulah penjelasan pihak manajemen UPL Solor terkait kondisi tersebut sebagaimana yang dituturkan anggota grup FAMILY PLN SOLOR tersebut.
Kondisi tersebut berlangsung selama enam jam lamanya. Aliran listrik baru terlihat normal pada pukul 09.25 WITA.
Petugas Yantek Mengap-mengap, Koordinator Pantau Lewat HP
Penyebab pemadaman listrik PLN di UPL Solor selalu didominasi oleh gangguan pada sisi jaringan. Hambatan itu sering terjadi pada wilayah CO Tanalein.
Rintangan yang bersumber dari pepohonan di jalur Dusun Lewolein, Desa Lamaole, menuju Desa Tanalein, dan dari Desa Tanalein ke Desa Lewotana Ole, selalu membuat petugas Yantek di kantor jaga Ritaebang (Solor Barat) terbirit-birit.
Di wilayah dengan lintasan jaringan listrik PLN yang sangat luas dan bermedan berat itu hanya memiliki dua petugas Yantek, yakni Hironimus Koda dan Erdus Lakun.
Bila terjadi gangguan pada sisi jaringan di wilayah kerja kantor jaga Riatebang, Koda dan Erdus langsung bergerak melakukan pelacakan hingga menemukan sumber gangguannya, dan menyelesaikan kemelut itu.
Secara keseluruhan, jumlah tenaga yantek di UPL Solor berjumlah enam orang. Dua di antaranya siaga di area Menanga, 2 di Kalelu (PLTS), dan 2 di Ritaeabang.
Petugas Yantek di UPL Solor dikomandani oleh koordinator jaringan yang sejak bertugas di UPL Solor, tidak berdomisili di wilayah Solor. Dalam kesehariannya, koordinator jaringan di UPL Solor itu menetap di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.
“Pemantauan gangguan jaringan dilakukannya via HP. Beliau baru akan turun ke UPL Solor bila terjadi gangguan pada sisi penyulang atau fider timur dan barat, misalnya terbakar dan gangguan pada trafo,” tutur sumber kuat FLORESTERKINI.com.
Giat Kerja yang tidak Diperhitungkan
Tak hanya para Yantek yang termengap-mengap di lapangan, pada sisi pembangkit di PLTD Menanga pun bersileweran keluhan seputar menjauhnya perhatian pihak manajemen PLN UPL Solor atas kerja keras petugas pembangkit.