Tak disangka-sangka. Harapan sang ayah berbuah manis. Pada usianya yang ke-24, Soekarno mulai aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Keberaniannya mengumandangkan hak Indonesia untuk merdeka dari penjajahan membawa petaka. Soekarno dipenjara karena dituding telah menghasut dan memberontak lewat pidato-pidatonya.
Tak pantang menyerah, Soekarno lantas balik melawan dengan membeberkan pledoinya yang sangat terkenal, yaitu “Indonesia Menggugat”.
Sayang, Dewi Fortuna belum berpihak padanya. Soekarno kemudian harus menerima konsekuensi dari aksinya, dengan menjalani masa pembuangannya di Ende, lalu dipindahkan ke Bengkulu.
Di Bengkulu, Soekarno beristirahat sejenak dari berbagai aktivitas di bidang politik. Bukan karena takut, tapi sepertinya ada rencana strategis yang dipikirkan untuk membawa Indonesia sampai ke puncak kemerdekaan.
Di sela-sela masa rehatnya itu, sebagai lelaki muda yang tampan Soekarno jatuh hati pada seorang gadis desa nan cantik bernama Fatmawati.
Padahal, saat itu Soekarno telah memiliki seorang istri bernama Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan.
Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.