Hadrah Daeng Ratu mengungkapkan, Cinta Pertama Ayah adalah karya yang menguras segenap energinya. Ini bukan sekedar drama romance, tetapi ada unsur crime investigation yang membuat orang penasaran tentang siapa pelaku kekerasan seksual pada Amara di akhir series.
“Tantangan yang dihadapi adalah dengan banyaknya adegan emosional yang menguras air mata, bagaimana untuk tetap konsisten sehingga emosi tersebut terakumulasi dan ter-deliver,” jelasnya.
Hadrah juga mengaku tidak terlalu mendapatkan hambatan selama penggarapan series ini, karena dari sisi naskah sudah solid dan tereksekusi dengan baik oleh para pemain. Semua berlangsung natural.
Baca Juga: Tanggapi Kerawanan Politik di Sikka, Kapolda NTT: Siapapun Yang Terpilih, Itu Kehendak Tuhan
2. Yasmin Napper Bikin Baper
Penjiwaan Yasmin Napper sebagai gadis yang mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) setelah mengalami kekerasan seksual sangat meyakinkan. Gesture dan aktingnya bisa menghadirkan emosi yang kuat. Yasmin mengaku menjalani riset khusus untuk mendalami karakter Amara.
Dari hasil risetnya, Yasmin menilai bahwa kekerasan seksual merupakan pengalaman yang sangat traumatik dan banyak terjadi di sekitar kita. Namun, korban kebanyakan diam karena memang tidak mudah keluar dari trauma tersebut.
“Pelajaran penting dengan peranku sebagai Amara ini adalah kita tidak perlu takut untuk speak up, karena yang mencintai kita akan tetap mendampingi kita. Kamu nggak sendirian,” kata aktris yang mengaku bahwa inilah kali pertama dia membintangi original series.
3. Akting Al Ghazali Bernyali Yasmin
Di series ini, kita juga bisa melihat sisi lain dari Al Ghazali dalam memerankan karakter yang tidak biasa. Karakter yang seperti kuat dari luar, tetapi sebenarnya rapuh di dalamnya.
Kehadirannya sebagai pacar Amara yang mendapatkan peristiwa nahas mengharuskan Al Ghazali untuk mengupas berbagai lapisan emosi.