FLORES TERKINI – Sesudah Covid-19, dunia kini sedang dilanda penyakit baru yang dikenal dengan nama cacar monyet atau monkeypox.
Saking berbahayanya penyakit ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan penyakit cacar monyet sebagai Darurat Kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Hal itu diumumkan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus, beberapa waktu lalu selaras dengan peningkatan kasus cacar monyet di beberapa negara.
Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series Minggu 28 Agustus 2022: Rekayasa Fakta, Ken dan Maudy Resmi Pisah
Khusus di Indonesia, Kementerian Kesehatan beberapa waktu yang lalu juga telah mengumumkan bahwa saat ini di Indonesia sudah ada pasien yang suspek cacar monyet.
Pasien pertama suspek monkeypox itu ditemukan tepatnya di wilayah Jawa Tengah, demikian kata Kemenkes RI melalui Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril.
"Hari ini pasiennya ada yang satu terkonfirmasi dari DKI Jakarta, orangnya laki-laki 27 tahun, dapat laporan pemeriksaan PCR tadi malam," kata Syahril, dikutip dari ANTARA, Minggu, 28 Agustus 2022.
Baca Juga: Cara Membuat Croffle Secara Mandiri, Menu Kuliner yang Sedang Viral di Kalangan Milenial
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.
Menurut Kemenkes, gejala yang mana dialami pasien penderita cacar monyet berupa demam dan ruam pada beberapa bagian tubuh.
"Ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar limpa, tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genitalia," ujar Syahril.
Baca Juga: Gawat! 8 Kategori Ditolak Aplikasi Pendataan Non ASN, 3 Dialihkan Jadi Outsourcing
Terbaru, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menyebut sekitar 94 kasus cacar monyet terjadi pada pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria.
Akan tetapi, beberapa laporan kasus menunjukkan bahwa penularan cacar monyet tanpa melalui kontak seksual mungkin tidak selangka anggapan sebelumnya. Hal ini memicu munculnya pertanyaan mengenai tingkat risiko penularan cacar monyet.
Dalam aktivitas sehari-hari, faktor tempat sebenarnya tak begitu berperan besar dalam memengaruhi risiko penularan cacar monyet.
Menurut ahli epidemiologi dan spesialis penyakit menular Weill Cornell Medicine, dr. Jay Varma, faktor yang lebih memengaruhi risiko penularan cacar monyet adalah dengan siapa seseorang beraktivitas dan apa aktivitasnya.
"Dengan siapa Anda menghabiskan waktu dan apa yang Anda lakukan dengan orang tersebut, dibandingkan di mana Anda berada," ungkap dr. Varma, seperti dilansir dari PMJ News, Minggu, 28 Agustus 2022.
Varma bersama enam pakar lainnya juga mengestimasi risiko penularan cacar monyet dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah estimasi risiko penularan tersebut.
Baca Juga: Liverpool Gilas Bournemouth Tanpa Ampun, Scott Parker: Saya Kasihan, Mereka Butuh Bantuan
1. Makan di luar rumah (risiko: sangat rendah)
Cacar monyet memang bisa ditularkan melalui droplet pernapasan. Meski begitu, kemungkinan tertular cacar monyet saat sedang makan di restoran sangatlah kecil.
CDC menyatakan, penyebaran cacar monyet melalui droplet bisa terjadi bila seseorang berjarak dalam radius enam kaki dari orang yang terinfeksi. Namun, penularan dengan cara ini membutuhkan waktu lebih dari tiga jam.
"Sebagian besar kegiatan makan tak berlangsung selama itu," jelas asisten profesor di bidang penyakit menular dari Yale School of Medicine, dr. Scott Roberts.
2. Menggunakan transportasi umum (risiko: rendah)
Duduk berdampingan dengan penderita cacar monyet yang berpakaian minim di transportasi umum ternyata tak memberikan risiko penularan yang terlalu besar.
Alasannya, kebanyakan orang menggunakan transportasi umum dalam waktu yang relatif singkat, sehingga kontak yang terjadi pun tidak berlangsung lama.
3. Olahraga di gym (risiko: rendah)
Meski peralatan olahraga di gym dipakai bersama-sama, risiko penularan cacar monyet dinilai tak begitu tinggi.
Risiko penularan bisa semakin ditekan bila orang-orang rajin mencuci tangan, alat olahraga didisinfeksi secara berkala, menggunakan baju tertutup saat berolahraga, dan menggunakan handuk bersih saat berolahraga.
Akan tetapi, area sauna khusus pria yang ada di gym mungkin perlu lebih diwaspadai. Alasannya, kasus cacar monyet lebih banyak ditemukan pada pria dan kondisi sauna memudahkan terjadinya kontak kulit ke kulit.
4. Menonton konser (risiko: rendah-sedang)
Menonton konser dan berdesak-desakan dengan penonton lain bisa memunculkan risiko penularan cacar monyet.
Terlebih, konser biasanya berlangsung dalam waktu yang relatif lama sehingga kontak kulit ke kulit di antara penonton dalam waktu yang juga relatif lama tak bisa terhindarkan.
Untuk menekan risiko ini, gunakan baju lengan panjang ketika menonton konser. Hindari penggunaan obat terlarang atau alkohol, serta hindari kontak seksual.
5. Berhubungan seksual (risiko: tinggi)
Hubungan seksual dan kontak intim memiliki risiko penularan cacar monyet yang tinggi. Terutama bila hal ini dilakukan oleh pria dengan sesama pria.
Studi juga menemukan adanya keberadaan virus monkeypox di air mani, feses, urine, darah, dan ludah. Namun belum diketahui seberapa menular partikel-partikel virus tersebut.***