FLORES TERKINI - Trauma adalah reaksi emosional yang keras terhadap suatu peristiwa yang menyakitkan atau mengancam jiwa.
Ini dapat termasuk kekerasan, kecelakaan, bencana alam, atau pengalaman lain yang menyebabkan stres fisik atau emosional yang luar biasa.
Orang yang mengalami trauma mungkin mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau kecemasan PTSD.
Reaksi Tubuh Terhadap Trauma
Reaksi tubuh terhadap trauma dapat berbeda-beda dari orang ke orang, namun beberapa reaksi umum yang dapat terjadi meliputi:
Reaksi fisiologis: Peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan peningkatan kadar hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dapat terjadi saat seseorang mengalami trauma.
Baca Juga: 14 Wilayah di NTT Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan Akibat Sirkulasi Siklonik
Reaksi emosional: Orang yang mengalami trauma mungkin merasa sangat cemas, marah, atau depresi. Mereka mungkin juga merasa tertekan, takut, atau tidak aman.
Reaksi kognitif: Orang yang mengalami trauma mungkin mengalami kesulitan dalam berfokus, mengingat peristiwa yang terjadi, atau mengambil keputusan.
Reaksi perilaku: Orang yang mengalami trauma mungkin menarik diri dari orang lain, mengalami masalah dalam hubungan, atau mengalami masalah dalam pekerjaan atau sekolah.
Reaksi fisik: Orang yang mengalami trauma mungkin mengalami masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, atau masalah pencernaan.
Faktor-Faktor Penyebab Trauma
Orang dapat mengalami trauma karena berbagai alasan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan trauma termasuk:
Pengalaman yang menyakitkan atau mengancam jiwa
Kekerasan, kecelakaan, bencana alam, atau pengalaman lain yang menyebabkan stres fisik atau emosional yang luar biasa dapat menyebabkan trauma.
Pengalaman selama masa kanak-kanak
Trauma selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang berkembang pada dewasa.
Baca Juga: Kecewa Videonya Disebar, Ferry Irawan Bakal Bongkar Rahasia Anak Venna Melinda
Pengalaman sebagai pekerja sosial
Orang yang bekerja di bidang kesehatan, keamanan, atau perawatan dapat terpapar pengalaman yang menyakitkan atau mengancam jiwa sebagai bagian dari pekerjaan mereka.
Pengalaman sebagai veteran
Orang yang telah mengabdi di militer dapat terpapar pengalaman yang menyakitkan atau mengancam jiwa selama bertugas.
Faktor genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam resiko seseorang terkena trauma.
Baca Juga: ASF Kembali Merajalela, Pemkab Lembata Perketat Pengawasan di Pintu Masuk dengan Menambah Personel
Itu dikatakan, tidak semua orang yang mengalami pengalaman yang sama akan mengalami trauma.
Beberapa orang mungkin lebih peka terhadap stres dibandingkan orang lain, dan faktor lain, seperti dukungan sosial dan pengalaman masa lalu, juga dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons suatu pengalaman.
Kiat-Kiat Penyembuhan Trauma
Trauma dapat disembuhkan, meskipun prosesnya mungkin memakan waktu dan dapat menjadi sulit. Beberapa cara yang dapat membantu dalam proses penyembuhan termasuk:
Terapi: Terapi, seperti terapi kognitif-behavioral (CBT) atau terapi perilaku, dapat membantu seseorang mengatasi masalah yang terkait dengan trauma.
Medikasi: Beberapa jenis obat dapat membantu mengurangi gejala-gejala yang terkait dengan trauma, seperti depresi atau kecemasan.
Baca Juga: Cetak Gol Perdana untuk Al-Nassr di Depan Messi, Begini Ungkapan Hati Cristiano Ronaldo
Dukungan sosial: Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu seseorang merasa lebih aman dan diakui selama proses penyembuhan.
Terapi olahraga: Olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental, memberikan rasa kontrol pada diri sendiri dan mengurangi gejala-gejala trauma.
Baca Juga: 5 Tanda Persahabatanmu Sehat dan Bebas Drama, Nomor 4 Menggambarkan Teman yang Toxic
Terapi kreatif: Beberapa terapi kreatif seperti musik, seni, atau tari dapat membantu mengekspresikan perasaan dan meredakan gejala-gejala trauma.
Proses penyembuhan dari trauma tidak selalu linear, dan mungkin ada kali-kali dimana gejala-gejala muncul kembali.
Namun, dengan bantuan yang tepat dan komitmen dari individu, trauma dapat diatasi dan individu dapat memulai untuk hidup kembali.***