Gempur Stunting di Solor Barat, Camat dan Kapus Ritaebang Beberkan 3 Inovasi Terbaru

25 Mei 2022, 12:12 WIB
Rapat Sosialisasi Penguatan Desa Siaga dan Review Kinerja Stunting Kecamatan Solor Barat, Selasa 24 Mei 2022. /Max Werang/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI – Pemerintah Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur bersama dengan UPTD Puskesmas Ritaebang menggelar Rapat Sosialisasi Penguatan Desa Siaga dan Review Kinerja Stunting.

Rapat tersebut melibatkan semua kepala desa dan lurah dengan mengambil tempat di Aula Puskesmas Ritaebang, Selasa 24 Mei 2022.

Kepala Puskesmas Ritaebang, Darius Sabon Ama, ketika dikonfirmasi oleh awak media terkait muara dari dilaksanakan kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mencegah angka kematian ibu dan bayi di desa atau kelurahan.

Baca Juga: Begini Respon Ayah dan Keluarga Astrid Manafe dan Lael Maccabee Atas Permintaan Maaf Randy Badjideh

"Muara dari kegiatan ini adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi di desa melalui pendampingan persalinan oleh pemerintah desa agar revolusi KIA yang sempat digaungkan beberapa tahun terakhir bisa kembali diaktifkan," ujar Darius Sabon Ama.

Ketika disinggung tentang data kematian ibu dan anak di Kecamatan Solor Barat, Darius mengatakan bahwa kasus kematian ibu terakhir terjadi pada tahun 2013 dan untuk kematian pada anak terakhir pada tahun 2019 yang lalu.

"Kematian ibu di Solor Barat ini terakhir terjadi pada tahun 2013 dan anak bayi pada tahun 2019," terang Darius.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming RCTI 25 Mei 2022, Saksikan Tukang Ojek Pengkolan dan Ikatan Cinta

Sementara itu, Camat Solor Barat Petrus K. Kewuan mengatakan bahwa kegiatan ini mau mengatakan bahwa bagaimana desa atau kelurahan harus tanggap terhadap situasi kesehatan di desa dan kelurahan masing-masing.

"Jadi situasi kritis lebih banyak diarahkan pada kesehatan ibu dan anak. Jadi di desa atau kelurahan harus ada kelembagaan yang mengikuti secara baik mulai dari proses awal kehamilan seorang ibu hingga persalinan," ujar Petrus Kewuan.

Adapun inovasi yang akan terus dikembangkan di Solor Barat guna menurunkan angka stunting yang digaungkan pemerintah yakni sebagai berikut.

Baca Juga: Ira Ua Sudah Resmi Ditahan Polda NTT? Unggahan Anggota TPFI Buang Sine Ini Bikin Netizen Penasaran

Pertama, menetapkan hari gizi setiap bulan. Petrus Kewuan kembali mengatakan bahwa perlu adanya penetapan hari gizi buat anak di setiap bulannya.

"Hal ini dilakukan agar semua pihak dapat mengikuti perkembangan tentang gizi anak setiap bulannya," ujar Camat Solor Barat

Kedua, semua orang wajib berbicara tentang stunting kapanpun dan di manapun berada. Camat Solor Barat kembali meminta kepada seluruh masyarakat agar selalu berbicara tentang masalah stunting di setiap saat entah kapan dan di mana pun ia berada.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming SCTV 25 Mei 2022, Nonton Cinta Setelah Cinta dan Buku Harian Seorang Istri

"Masyarakat diminta untuk bisa berbicara tentang masalah stunting dimana saja dan kapan saja ia berada, agar semua masyarakat bisa tahu dan paham tentang apa dan bagaimana dengan stunting ini," tambahnya.

Ketiga, pemberian makan makanan lokal kepada bayi sejak pertama kali diusia makan. Bayi juga harus bisa diberikan makan makanan lokal saat ia sudah memasuki usia makan.

"Usia makan bayi itu pada saat ia sudah enam bulan, olehnya bisa diperkenalkan kepadanya makan dari makanan lokal," tutup Petrus Kewuan.***

Editor: Max Werang

Tags

Terkini

Terpopuler