Rabies Menelan Nyawa Warga Sikka, Seorang Balita Meninggal Dunia Setelah Digigit Anjing

- 8 Mei 2023, 17:39 WIB
Ilustrasi balita di Sikka yang meninggal dunia usai digigit anjing rabies.
Ilustrasi balita di Sikka yang meninggal dunia usai digigit anjing rabies. /Rene Asmussen/Pixabay

FLORES TERKINI – Seorang balita di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia akibat digigit anjing rabies. Balita yang sebelumnya dirawat di RSUD TC Hillers Maumere setelah digigit anjing tersebut meninggal dunia pada Senin, 8 Mei 2023.

Menurut informasi yang dihimpun FloresTerkini.com, korban merupakan warga Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.

Awalnya, korban digigit anjing beberapa waktu lalu. Akibatnya, balita tersebut mengalami luka pada bagian wajah dan sempat mendapat perawatan di RSUD TC Hillers Maumere.

Baca Juga: Di Sikka-NTT! Terombang-ambing di Tengah Laut, 5 Nelayan Dievakuasi Tim SAR, Begini Kondisi Para Korban

Sementara anjing yang mengigit balita tersebut mati di keesokan harinya. Pihak RSUD TC Hillers Maumere kemudian mengambil sampel anjing yang mati tersebut untuk diperiksa di Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anjing tersebut positif diserang rabies.

Hingga berita ini diterbitkan, jenazah balita yang meninggal usai digigit anjing rabies tersebut sedang diurus oleh pihak keluarganya untuk selanjutnya dilakukan upacara pemakaman.

Sementara baik pihak Rumah Sakit TC Hillers maupun dinas terkait sejauh ini belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut.

Baca Juga: 5 Nelayan di Sikka Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan, Sempat Hilang Usai Kapal Patah Kemudi

Data Kasus Rabies di Sikka hingga Pertengahan April 2023

Dilansir dari RRI Ende, kasus rabies di Kabupaten Sikka terbilang urgen. Hingga pertengahan April 2023, dilaporkan ada penambahan kasus rabies di Sikka.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan, pada April 2023 pihaknya mengirimkan sebanyak lima sampel otak anjing untuk diperiksa di Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar.

“Dari lima sampel yang dikirim, semuanya dinyatakan positif rabies. Dengan tambahan lima kasus maka selama tahun 2023 ini, sudah ada enam kasus positif rabies di Kabupaten Sikka,” kata Emil bulan lalu.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Soal Jong Dobo, Destinasi Wisata Budaya di Sikka-Flores yang Terkenal Magis dan Sakral

Saran Terkait Pencegahan Kasus Rabies

Terpisah, pemerhati Rabies dr Asep Purnama mengatakan, hingga saat ini belum ada pengobatan yang mampu untuk menyembuhkan seseorang yang sudah bergejala khas rabies, seperti aerophobia dan hydrophobia.

Namun kata dia, kematian akibat rabies sebenarnya bisa dicegah. Caranya adalah luka korban yang baru saja digigit anjing harus segera dicuci dan mendapatkan pencegahan dini sesuai protokol penanganan medis.

Baca Juga: Promosikan Olahan Kelor Milik Penyandang Disabilitas di Sikka, Mensos Risma: Tak Perlu Takut Efeknya

“Hingga saat ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit rabies. Untuk itu setelah digigit anjing, wajib mencuci luka dan mendapatkan tata laksana gigitan HPR, yakni dengan diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) sesuai indikasi,” kata dokter Asep.

Selain itu, Dokter Asep juga menyarankan agar pemilik anjing membatasi jumlah kepemilikan anjing dalam rumah, memberi makan yang cukup dan berkualitas pada anjing, dan memastikan anjing mendapatkan vaksin rabies minimal satu tahun sekali.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x