Javid menuturkan, seluruh data kejadian bencana yang ada di wilayah Labupaten Sabu Raijua dalam satu pekan terakhir itu sudah mereka sampaikan sebagai laporan ke pihak BPBD Provinsi NTT.
Guna mengantisipasi adanya bencana serupa di tempat lain dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua, pihaknya mengimbau kepada seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem yang diprakirakan masih berlangsung sampai beberapa hari ke depan.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan warga, kata dia, adalah dengan menebang pohon-pohon besar yang berpotensi tumbang saat angin kencang.
Dikatakannya, untuk memastikan imbauan itu bisa dilaksanakan secara maksimal, BPBD Sabu Raijua meminta kerja sama para Kepala Desa dan Lurah untuk mengkoordinir masyarakat di wilayahnya masing-masing.
Dirinya juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan jaringan listrik saat cuaca ekstrem karena berpotensi menimbulkan musibah tersengat arus listrik serta tidak melaut atau melakukan aktivitas di laut saat cuaca tidak memungkinkan.
“Segera laporkan kejadian bencana kepada pihak-pihak terkait agar penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,” pungkasnya.
Baca Juga: Akibat Cuaca Ekstrem, Semua Rute Penyeberangan Fery di NTT Ditutup Sementara
Untuk diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang mengingatkan cuaca ekstrem di NTT yang semula diprakirakan akan berakhir pada 14 Maret 2024 ternyata masih berlanjut hingga 18 Maret 2024.
Prakiraan itu disampaikan berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan laut. Dari hasil analisa, diketahui bahwa terdapat area terindikasi Bibit Siklon Tropis di wilayah selatan NTT dan dua bibit siklon yang baru terbentuk yang memengaruhi cuaca ekstrem di wilayah itu.