Lancarkan Persalinan Bumil di Kapal Penumpang, Ternyata Bidan Puskesmas Ritaebang Libatkan 'Dokter' Terhebat

- 20 Maret 2024, 18:26 WIB
Para bidan dari Puskesmas Ritaebang saat membantu persalinan seorang remaja di atas kapal penumpang KM Basa Raya.
Para bidan dari Puskesmas Ritaebang saat membantu persalinan seorang remaja di atas kapal penumpang KM Basa Raya. /Dok. Puskesmas Ritaebang

FLORESTERKINI.com – Lima tenaga medis di lingkup Puskesmas Ritaebang, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, berhasil menolong persalinan seorang ibu hamil remaja di atas armada laut sewaktu merujuknya ke RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka, Selasa, 19 Maret 2024.

Inilah kisah perjuangan bidan Lusia S. Bolen (Uci), Yasinta T. Lewar (Amsi), Ramadiana Yusuf (Neng), Tekliana Rostin Mangge (Telin), dan Posentina Masandai Herin (Ira).

Bidan Ira dan Bidan Telin adalah nakes Desa Titehena, Kecamatan Solor Barat. Kedua nakes inilah yang aktif mendampingi dan mengikuti perkembangan kehamilan perdana remaja bernama Yasinta Ose Herin (18).

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Kamis 21 Maret 2024: Kangen Power Rangers? Saksikan hanya di Blockbuster Sahur Movie

Sebagaimana dituturkan Bikor Puskesmas Ritaebang, Lodovina Barek, saat dikonfirmasi FLORESTERKINI.com, Selasa, 19 Maret 2024 pukul 10.00 WITA, kedua nakes Titehena tersebut menginformasikan kepada dirinya bahwasanya telah muncul tanda-tanda si bumil remaja itu hendak partus.

"Saya ditelepon nakes Titehena pada pukul 07.00 WITA tadi, mengabarkan  bahwa air ketuban telah keluar, warnanya hijau. Saya langsung arahkan mereka pasang infus, lalu segera hantarkan bumil  itu ke Puskesmas. Selanjutnya, saya berkoordinasi dengan rekan-rekan bidan di Puskesmas  yang sedang bertugas untuk siaga, menerima, dan melakukan observasi terhadap pasien bumil tersebut," kisah Bikor Evi.

Observasi dan penanganan medis pun langsung dilaksanakan bidan Amsi, bidan Uci, dan bidan Neng, pasca bumil tersebut tiba di ruangan UGD Puskesmas Ritaebang pada pukul 07.30 WITA.

"Karena letak kaki dan riwayat asma, dokter Gusti dalam konsultasi dengan teman-teman bidan merekomendasikan agar bumil itu segera dirujuk ke  RSUD Larantuka. Proses rujukan pun langsung disiapkan mereka, dan saya selanjutnya berkoordinasi dengan pemilik armada KM Basa Raya untuk menanti hingga kedatangan pasien dan bidan pengantar," tutur bidan Evi.

Baca Juga: Jadwal Kualifikasi Piala Dunia 2026: Indonesia vs Vietnam, STY Tak Bertolak dari Hasil Piala Asia 2023

Kesigapan dalam Ambulance Menuju Pelabuhan Podor

Para bidan Puskesmas Ritaebang saat menolong pasien melahirkan di atas kapal laut KM Basa Raya.
Para bidan Puskesmas Ritaebang saat menolong pasien melahirkan di atas kapal laut KM Basa Raya. Dok. YMLN

Perjalanan selanjutnya menuju pelabuhan Podor, Kecamatan Solor Timur, dengan menggunakan mobil ambulans. Walau harus terguncang-guncang mengikuti hentakkan roda kendaraan yang dikemudikan Goris Tokan, kewaspadaan kelima bidan tersebut tak pernah berpaling dari tubuh bumil itu.

"Pembukaannya telah lengkap, mengharuskan kami untuk senantiasa siaga. Kondisi letak kaki bayi dan riwayat asma bumil inilah yang membuat kami resah, karena partusnya ini masuk kategori risiko tinggi,” urai bidan Uci.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Kamis 21 Maret 2024: Ada Tertawan Hati dan FTV Ramadan Penguasa Gila Harta

Senada dengan Uci, Neng dan Amsi pun mengatakan, mereka terus  melakukan observasi selama perjalanan darat hingga tiba di Pelabuhan Podor. Mereka terus meningkatkan kewaspadaan lantaran dari gejala yang muncul, bumil tersebut dapat saja partus sebelum tiba di RSUD Larantuka.

"Yang kami cemaskan adalah tingkat risiko, karena letak kaki dan riwayat asma. Olehnya dengan kewaspadaan tinggi, kami pun berdoa dalam hati, memohon Tuhan melancarkan persalinan bumil ini. Baik persalinan normal maupun melalui prosedur Sectio Caesarea (SC), kami minta Tuhan melancarkan," kata bidan Neng Jusuf seraya meragakan dirinya dan rekan -rekannya itu khusuk berdoa dalam hati seturut iman dan kepercayaan masing-masing, walau singkat.

Kesigapan dalam Armada Laut

Pasien ibu hamil rujukan dari Puskesmas Ritaebang saat melahirkan di dalam KM Basa Raya, Selasa (19/03/2024).
Pasien ibu hamil rujukan dari Puskesmas Ritaebang saat melahirkan di dalam KM Basa Raya, Selasa (19/03/2024).

Konsentrasi tingkat tinggi tetap mereka pertahankan tatkala masuk dalam ruang KM Basa Raya. Tak cuma itu, intesitas observasi pun diikutsertakan  mereka dengan darasan doa membatin.

Baca Juga: Polda NTT: Konvoi Kemenangan Pasca Penetapan Hasil Pemilu 2024 Wajib Kantongi Izin Kepolisian

"Saya siaga di areal pinggang-paha kanan, ibu Amsi di kiri, dan ibu Neng di areal kaki. Sedangkan Ira dan Telin di areal tubuh badan atas, sambil memperhatikan tetesan infus. Semua kami berusaha meyakinkan pasien rujukan ini untuk tetap tenang dan semangat,” begitulah bidan Uci mengatakan yang diamini Amsi dan Neng, meriwayatkan kesigapan mereka pada perjalanan laut dari Podor menuju Pelabuhan Larantuka tersebut.

Sambil mengusap, mengelus-elus komponen tubuh bumil sebagaimana posisi duduk setiap mereka, kelima bidan itu terus berusaha meyakinkan bumil bahwa persalinannya itu pasti berjalan normal, karena bumil sedang dikawal oleh 'dokter' terhebat, yakni Tuhan.

Ketika laju KM Basa Raya telah melewati sisi Tanjung Gemuk, bumil remaja itu semakin mengerang kesakitan. "Aduh, aduhhh ibu, saya sudah tidak tahan lagi,” tiru Uci menggambarkan situasi bumil di separuh perjalanan laut mereka.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Kamis 21 Maret 2024: Jangan Lupa Pantengin Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia vs Vietnam

Komando konsentrasi penuh pun langsung diteriaki bidan Amsi kepada rekan-rekannya. Peralatan persalinan pun serta-merta disiagakan Neng Jusuf, selanjutnya ia membantu bidan Amsi dan Uci yang tengah siaga berkonsentrasi pada separuh kaki mungil yang perlahan keluar.

"Ketika bumil menjerit kesakitan, semua kami ekstra siaga, siap melakukan pertolongan persalinan. Saya singkapkan kain yang dikenakan. Saat itu sebagian tubuh, yakni kedua kaki bayi hingga sebagian bokongnya, sudah di luar," tutur bidan Uci.

Pasien ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan saat hendak dibawa menuju RSUD Larantuka, Selasa (19/03/2024).
Pasien ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan saat hendak dibawa menuju RSUD Larantuka, Selasa (19/03/2024).

Dirinya bersama bidan Amsi dibantu Neng, Telin, dan Ira lalu melakukan pertolongan untuk melancarkan gerakan keluar bayi berjenis kelamin perempuan itu.

"Puji Tuhan, semuanya berjalan lancar. Setelah bayinya sudah dalam penguasaan saya, ibu Neng sigap membereskan tali pusat bayi, dan ibu Amsi dibantu Ira dan Telin berkonsentrasi melahirkan plasenta," urai Uci diamini Neng dan Amsi.

Baca Juga: Dua Pelaku Pengeroyokan Guru Dolu di Lembata Ditetapkan sebagai Tersangka

Lanjut Uci, keriangan mereka atas kelancaran persalinan tersebut sontak redup, lantaran tak terdengar tangisan si bayi di balik rontahannya menikmati situasi alam barunya.

Berkat kerja sama pertolongan yang kompak, tangisan dari si mungil berbobot 2,2 kilogram tersebut akhirnya terdengar pada detik ke-30 pasca tali pusatnya dipotong.

Noben da Silva bersama para nakes Puskesmas Ritaebang dan Rumah Sehat Desa Titehena.//
Noben da Silva bersama para nakes Puskesmas Ritaebang dan Rumah Sehat Desa Titehena.// Max Werang/FLORESTERKINI.com

"Sebelum KM Basa Raya sandar, semua urusan pertolongan tersebut telah selesai. Konsentrasi kami saat itu adalah membawa ibu dan bayinya turun,  lalu menuju mobil 2H2 Centre yang sudah  siaga menjemput, dan selanjutnya ke RSUD Larantuka,” katanya.

“Semua proses di IGD tadi pun berjalan lancar, ibu dan bayinya langsumg mendapat penanganan medis lanjutan,” imbuh Uci, Neng, dan Amsi, seraya mengimani tentang hadir-Nya yang sungguh nyata di balik perjalanan rujukan bumil Yasinta Ose Herin itu.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah