Kisah Pilu Warga Sikka: Direkrut Kerja Secara Ilegal, Ditelantarkan Calo hingga Meninggal di Tanah Rantau

- 3 April 2024, 07:33 WIB
Jenazah Jodi saat dibawa menuju lokasi pemakaman di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Jenazah Jodi saat dibawa menuju lokasi pemakaman di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. /Dok. Keluarga

FLORESTERKINI.com – Nasib pilu dan memprihatinkan menimpa seorang warga Kabupaten Sikka asal Desa Hoder, Yodimus Moan Kaka (40). Ia direkrut untuk bekerja di Kalimantan Timur oleh seorang calo kerja tanpa izin resmi atau melalui jalur ilegal. Sayangnya, Jodimus akhirnya mengalami nasib memilukan, terutama pasca ia menderita sakit dan ditelantarkan, hingga akhirnya meninggal dunia di tanah rantau.

Maria Trisanti Dehope yang merupakan adik kandung korban menuturkan, Yodimus Moan Kaka berangkat ke Kalimantan Timur untuk bekerja di perusahaan sawit, sebagaimana yang dijanjikan oleh sang calo yang merekrutnya.

Kata dia, sang calo membantu biaya kapal laut, sejak keberangkatan Jodimus dari Pelabuhan Lorens Say Maumere dengan menggunakan KM Lambelu pada 12 Maret 2024 lalu.

Baca Juga: Resmi! MK Panggil Empat Menteri Kabinet Indonesia Maju, Wajib Hadir dan Tak Perlu Minta Izin Presiden

Setelah tiba di pelabuhan Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, sang calo perekrut juga membantu mengurus transportasi, dan akan mengatur penginapan, urusan makan minum hingga nanti diterima bekerja di perusahaan sawit.

Menurut Maria Trisanti, selain kakaknya itu, ada kurang lebih 70 orang tenaga kerja lainnya dari berbagai desa di Kabupaten Sikka yang juga direkrut sang calo, dan sama-sama berangkat ke Kalimantan pada 12 Maret 2024 lalu.

Namun fakta yang terjadi selanjutnya justru berbeda dengan yang dijanjikan calo perekrut. Menurut Santi, sapaan akrabnya, seperti yang disampaikan kakaknya dan calon pekerja lain kepada dirinya, koordinator calo perekrut yang bernama Yuvinus alias Joker yang berjanji akan mengurus tempat tinggal di pondok dan menyiapkan makan dan minum, malah tidak menepati janjinya. Terpaksa untuk bertahan hidup, mereka bekerja memotong kayu agar bisa membeli beras untuk makan sehari-hari.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Rabu, 3 April 2024: Ayo Fokuskan Perhatian Anda pada FTV Ramadan dan Sinetron Tertawan Hati

"Mereka tinggal di pondok yang disediakan Joker itu, di dalamnya cuma ada alat dapur dengan parang, beras dan air minum atau air untuk masak sama sekali tidak ada,” kata Santi kepada wartawan, Senin, 1 April 2024.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x