FLORESTERKINI.com – Perjuangan menyingkap kebenaran dan keadilan pada kasus kematian Novita Diliana Uba Soge dan bayinya saat menjalani prosedur persalinan terus dilantangkan Aliansi Cipayung Flores Timur.
Seperti diketahui, Novita dan bayinya meninggal dunia saat menjalani proses persalinan di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, pada Sabtu, 16 Maret 2024 lalu.
Setelah melantangkan enam tuntutan mereka pada gelar aksi ‘1000 Lilin’ di Kamis, 21 Maret 2024 malam, massa Cipayung Flores Timur kembali menjejali pelataran Kantor Bupati Flores Timur pada Selasa, 16 April 2024.
Sembari menderaskan keprihatian mereka atas peristiwa kematian ibu hamil bersama bayi perempuannya yang ditengarai disebabkan oleh faktor kelalaian tim medis yang menangani persalinan, para orator pun mendesak Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si., untuk mengumumkan kepada publik hasil Audit Maternal Perinatal (AMP).
Beberapa kalimat bernuansa kidung duka, keresahan, ketakutan, dan dampratan pun tergoreskan massa aksi pada beberapa media aksi, di antaranya:
“TAKUT HAMIL KARENA KELALAIAN NAKES, RUMAH SAKIT BUKAN RUMAH KEMATIAN, MATA BOLEH BUTA, TELINGA BOLEH TULI TAPI PIKIRAN TIDAK AKAN PERNAH BUTA DAN TULI”.
"Kami datang lagi! Kehadiran Cipayung Flores Timur di sini untuk menyuarakan suara-suara yang tidak pernah didengarkan oleh penguasa. Kami hadir di sini untuk membicarakan tentang persoalan kemanusiaan dan keadilan,” seru orator-orator massa aksi Cipayung Flores Timur.
Menurut mereka, kasus kematian ibu Novi dan bayi perempuanya adalah sebuah kejadian yang meresahkan masyarakat Flores Timur saat ini.