Desa Nelle Jadi Ikon Budaya, Direktorat KMA Tekankan Pentingnya Pembangunan Kebudayaan untuk Masa Depan

- 23 Juni 2024, 18:42 WIB
Momentum kegiatan pembekalan pandu budaya di Desa Nelle, Kabupaten Sikka, NTT.
Momentum kegiatan pembekalan pandu budaya di Desa Nelle, Kabupaten Sikka, NTT. /Roswita Irma/Flores Terkini

FLORES TERKINI – Desa Nelle di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ditetapkan sebagai ikon kebudayaan berkat kearifan lokal dan semangat gotong royong yang kuat di masyarakatnya. Hal ini terungkap dalam kegiatan pembekalan pandu budaya di desa ini, yang diprakarsai oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Dalam kegiatan pembekalan (Training of Trainers/ToT) Pandu Budaya di Desa Nelle yang berlangsung selama tiga hari itu, yakni dari tanggal 20-22 Juni 2024, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat turut menekankan pentingnya pembangunan kebudayaan sebagai bagian dari pembangunan peradaban bangsa. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk memperkuat jati diri serta karakter bangsa melalui pembangunan kebudayaan.

Yani Haryanto, Pamong Budaya Ahli Muda dari Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek, menekankan pentingnya pembangunan kebudayaan. Menurutnya, budaya merupakan identitas diri yang membentuk peradaban manusia melalui internalisasi nilai-nilai.

Baca Juga: Sinopsis ‘Gendut Siapa Takut?’, Drama Komedi Romantis Terbaru tentang Pilihan Cinta yang Sulit bagi Moza

"Desa Nelle memiliki kearifan lokal yang kuat dan nilai gotong royong yang erat. Pandu budaya harus menjadi spirit yang menumbuhkan kembali kearifan lokal yang mulai menghilang," ujarnya.

Apresiasi dari Pemerintah Daerah

Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera, SE, M.Si., memberikan apresiasi kepada Direktorat KMA atas perhatian mereka terhadap kebudayaan desa-desa di Kabupaten Sikka. Ia menjelaskan, kondisi alam Sikka, dengan ketersediaan lahan yang cukup luas dan populasi yang terus meningkat, memerlukan perhatian khusus dalam menjaga produktivitas pertanian dan ketersediaan pangan.

Adrianus juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal di setiap wilayah dan daerah. "Gerakan pangan lokal ini sangat penting bagi Kabupaten Sikka. Kearifan lokal harus kita jaga dan lestarikan," jelasnya.

Baca Juga: Renungan Katolik Minggu Biasa XII, 23 Juni 2024: Tuhan di Tengah Badai

Mengatasi Degradasi Kearifan Lokal

Frans Mado, salah satu peserta kegiatan, mengingatkan akan degradasi kearifan lokal yang menyebabkan runtuhnya nilai-nilai dalam masyarakat adat. Menurutnya, masyarakat adat telah kehilangan keseimbangan relasi dengan kosmos, diri, dan leluhurnya.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah