FLORES TERKINI – Fransiskus Eron selaku Mualim 1 KM-Sabuk Nusantara 55 membantah tuduhan atas dirinya yang dituding melakukan intimidasi terhadap sejumlah penumpang.
Hal itu disampaikannya kepada awak media melalui wawancara klarifikasi pemberitaan sebelumnya oleh Fransiskus Eron yang didampingi Gidalti Hanok selaku Kepala Unit Kerja, di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum lama ini.
Para penumpang yang merupakan pedagang adalah penumpang langganan, alias penumpang tetap dengan muatan pisang dan kelapa dari pelabuhan Wulandoni, Menanga, Maumere, Palu'e, Maurole, Marapokot, Reo, Labuan Bajo dan Bima-Nusa Tenggara Barat (NTB).
Fransiskus Eron menjelasakan, pihaknya pada saat itu hanya menjalankan instruksi dari pihak manajemen kapal, dimana harga pisang per tandan dikenakan biaya Rp3 ribu dari harga sebelumnya, yang berubah menjadi Rp4 ribu per tandan.
Dikatakannya, sebelum informasi kenaikan tarif pisang maupun kelapa yang akan dikenakan terhadap para penumpang, terlebih dahulu dilakukan musyawarah bersama para penumpang dan telah disepakati secara bersama.
"Kami tidak pernah lakukan intimidasi terhadap para penumpang itu. Mereka itu pedagang yang sebelumnya sudah menjadi penumpang langganan Kapal Sabuk 55 ini," ucap Fransiskus Eron.
Baca Juga: Menyambut HUT ke-78 Bhayangkara, Polsek Wolowaru Gelar Turnamen Bola Voli dan Bakti Sosial
Dia menjelaskan, pihaknya hanya menjelaskan terkait aturan baru dari manejemen kapal, dengan terlebih dahulu melakukan sosialisasi, dan bermusyawarah bersama terkait kebijakan baru dari manajemen kapal, bukan melakukan intimidasi.