"Jadi sebetulnya hiruk-pikuk ini adalah hiruk-pikuk dalam orkestrasi yang tidak ada penonton. Penontonnya menganggap ini ‘kan orkes yang rusak, partiturnya ga jelas, mungkin pakai kunci G tapi tuts piano nya rusak. Jadi seluruh orkestrasi ini hanya untuk menghalangi orang berpikir soal 2024 sambil mempersiapkan," katanya lagi.
Rocky Gerung menilai reshuffle kabinet tersebut bukan sesuatu yang substansial, pasalnya yang terjadi justru praktik ganti-ganti posisi, bukan ganti kebijakan.
"Kan ini cuma ganti-ganti posisi, bukan ganti kebijakan. Padahal yang diperlukan adalah ganti kebijakan," tegasnya.***