Kiat Mengatasi Kelelahan dan Mengurangi Risiko Kecelakaan Saat Mudik dengan Kendaraan Pribadi

24 April 2022, 16:58 WIB
Ilustrasi Mudik Lebaran 2022. /Pixabay

FLORES TERKINI - Arus mudik Ramadan dan Idul Fitri mulai dibuka, pasca pemerintah mengizinkan pelaksanaan mudik di tahun ini usai dua tahun sebelumnya ditiadakan.

Selain memilih kendaraan umum untuk pulang ke kampung halaman, tidak sedikit pemudik juga yang menggunakan kendaraan pribadi agar bisa tiba dan berkumpul bersama keluarga guna merayakan Ramadan dan Idul Fitri di kampung halaman masing-masing.

Memang, mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi adalah perjalanan yang menyenangkan. Namun, harus diingat pula bahwa mudik dengan kendaraan sendiri adalah salah satu aktivitas yang berisiko, seperti kata Aan Gandhi, Pegiat Keselamatan Global Devensive Driving Centre (GDDC).

Baca Juga: Targetkan Indonesia Bebas Malaria di 2030, 5 Regional Ini Jadi Target Eliminasi

Aan Gandhi mengatakan, penting bagi pemudik untuk mengantisipasi kelelahan dan risiko kecelakaan saat melakukan perjalanan mudik via kendaraan pribadi seperti mobil.

Lebih lanjut, Aan membagikan sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi pemudik di jalan. Pertama, pastikan memeriksa kendaraan di bengkel sebelum berangkat mudik. Jika perlu, lakukan servis besar. Selain kondisi kendaraan yang prima, pastikan pula kondisi pengemudinya juga dalam keadaan sehat.

Aan melanjutkan, pemudik direkomendasikan untuk membuat rencana perjalanan; yang meliputi mau lewat jalur mana, cek aplikasi perjalanan untuk antisipasi kemacetan di titik-titik tertentu, serta melakukan mapping (pemetaan, red) untuk memperkirakan waktu beristirahat.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming tvOne 24 April 2022, Nonton Best World Boxing dan Sang Kiai

"Selanjutnya, jika perjalanannya cukup jauh, pastikan ada pengemudi pengganti. Pengemudi pengganti tidak boleh duduk di depan, dia harus duduk di row belakang/tengah. Kalau di depan, ia akan terjaga dan menjadi navigator, sehingga dia tidak bisa istirahat," paparnya, Sabtu, 23 April 2022, sebagaimana dilansir ANTARA.

Lalu, pastikan jumlah penumpang sesuai dengan seat atau tempat duduk kendaraan. Misalnya, mobilnya adalah tujuh seater, maka penumpangnya harus berjumlah tujuh juga, termasuk pengemudinya.

"Ini adalah karena mobil menyediakan safety belt yang berjumlah sesuai kapasitas. Selain itu, overload beban akan berpengaruh ke suspensi, bannya juga terlalu overload untuk menambah beban, dan ini membahayakan," kata Aan.

Baca Juga: Kemenkes Tambahkan 3 Jenis Vaksin Rutin Lengkap, Ini Alasannya Menurut Menkes Budi

Kiat berikutnya adalah pemudik untuk membawa makanan secukupnya, antisipasi kalau jalanan macet.

Dari segi bahan bakar, Aan mengatakan penting bagi pemudik untuk memastikan BBM selalu terisi dalam keadaan lebih dari setengah.

"Selain itu, pastikan pada saat melewati jalan tol untuk para pengemudi roda empat, sesuaikan kecepatannya tidak melebihi batas maksimal atau 100km/jam, dan tidak di bawah 60km/jam," kata Aan.

Baca Juga: TERKINI! Sinopsis Buku Harian Seorang Istri Minggu 24 April 2022: Tebakan Nana Tepat, Bu Farah Salting

Hal lain yang Aan soroti adalah kondisi kesehatan pengemudi yang berpuasa ketika melakukan perjalanan mudik. Menurutnya, penting bagi pemudik untuk mengantisipasi kelelahan (fatigue).

Ia menyarankan kepada pengemudi untuk melakukan interval saat mengemudi. Misalnya, berkendara selama dua jam penuh, lalu istirahat selama 15-60 menit, kemudian baru melanjutkan perjalanan selama dua jam lagi, dan selanjutnya.

"Maksimal pengemudi menyetir adalah delapan jam. Setelah lewat delapan jam, pengendara akan merasakan letih dan jenuh. Ini yang bahaya kalau dipaksakan, dan respons anggota tubuh kita akan melambat," kata Aan.

Baca Juga: Fakta atau Hoaks, Vaksin Booster Covid-19 Dapat Menyebabkan AIDS karena Mengandung Lentivirus

"Setelah delapan jam mengemudi, pengemudi harus istirahat. Lebih baik ada pengemudi pengganti. Kalau ada pengganti lebih baik ganti-gantian setiap dua jam itu tadi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Aan mengatakan terdapat teknik berkendara risiko rendah (low-risk driving technique), yang merupakan metode mengemudi secara antisipatik.

"Pastikan pandangan jauh ke depan. mata tidak hanya bertumpu pada satu kendaraan di depan, tapi beberapa kendaraan di depan, sehingga kita bisa antisipasi lebih jauh," kata Aan.

"Selanjutnya, cek spion lima sampai delapan detik sekali, jaga jarak aman dengan kendaraan di depan, mengemudilah sesuai kondisi dan fokus berkendara. Lalu, sebelum rem, cek kondisi di belakang lewat spion," imbuhnya.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler