Candi Muara Takus di Desa Muara Takus Pekanbaru, Mirip dengan Stupa Buddha di Myanmar

- 14 Desember 2021, 09:00 WIB
 Muara Takus adalah sebuah kompleks candi yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Koto Kampar, Pekanbaru, Riau.
Muara Takus adalah sebuah kompleks candi yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Koto Kampar, Pekanbaru, Riau. /Dinas Pariwisata Provinsi Riau/

FLORES TERKINI – Muara Takus adalah sebuah kompleks candi yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Koto Kampar, Pekanbaru, Riau.

Tepatnya terletak sekitar 135 km dari kota Pekanbaru dari jalan utama menuju Bukittinggi, dan sekitar 2,5 km dari pusat desa Muara Takus, tidak jauh dari tepi Sungai Kampar Kanan.

Kompleks ini berdiri di tengah hutan hujan Sumatera yang dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter yang kembali dikelilingi tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 km.

Baca Juga: Balai Adat Riau Ternyata Dihiasi dengan Berbagai Ukiran Corak Adat Melayu, Simak Informasinya di Sini!

Di dalam kompleks ini terdapat empat candi lain yang saling berdekatan, yaitu Candi Sulung, Candi Bungsu, Candi Mahligai dan Candi Palangka dan enam bangunan lainnya, yaitu:

  • Bangunan pertama: tumpukan tanah dengan dua lubang, dianggap sebagai tempat kremasi.
  • Bangunan Kedua: Bangunan berbentuk segi empat yang pondasinya terbuat dari pasir, bangunan tersebut tidak diketahui fungsinya.
  • Bangunan Ketiga: Bangunan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3 mx 2,4 m yang terletak di luar lingkar tembok.
  • Bangunan keempat: Pondasi dari tanah dimana di tengahnya terdapat batu besar. Fungsi tidak diketahui.
  • Bangunan kelima dan keenam: Bangunan hanya pondasi.

Baca Juga: Sejarah yang Terlupakan, Bagansiapiapi Pernah Jadi Penghasil Ikan Terbesar di Dunia setelah Bergen

Yang membuat Muara Takus unik bisa dilihat saat Anda menginjakkan kaki di halaman depan kompleks tersebut.

Muara Takus terlihat sama dengan stupa Buddha di Myanmar, stupa di Vietnam, stupa di Sri Langka dan stupa kuno di India.

Di kompleks candi terdapat peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya. Masih menjadi misteri kapan peninggalan Buddha ini benar-benar dibangun, diperkirakan dibangun pada abad ke-2, ke-4, ke-7 atau ke-9.

Halaman:

Editor: Eto Kwuta


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x