Pada pukul 02.30 WITA, Kebelen Raya (Tuan Tana Lewahe-Melur Koten) dan Bapa Lango Melur Maran serta Huler mendatangi lango glaran (rumah keramat), masuk dan bersila mendampingi Bapa Lango Krowin yang akan melepaskan masa pantangnya itu.
Proses penutupan ritual Lepa Bura pun dimulai dengan ua (buah pinang), wata beten (jagung muda) dan wata holot (jagung solot) yang telah terjamah (dula/demu, mencicipi ) itu kemudian diserahkan (ege keleka) kepada istri Kebelen Raya.
Dengan penyerahan ini maka berakhir sudah masa pantangyang telah dijalaninya sejak Oktober 2021 lalu itu.
Istri Tuan Tana lantas melanjutkan lepu ua (melepaskan buah pinang dari ranting buah), pua wata beten (meluruh biji-biji jagung muda), dan oru wata holot (meluruh jagung Solot).
Lasarus Gula Melur dan Petrus Er Melur menyimbolkan proses itu sebagai kebersatuan hati para penguasa lewo, bersama-sama mensyukuri berkat leluhur dan berkat Tuhan atas hasil dari aktivitas pantang yang dijalani selama musim tanam itu.
Usai ritual makan wu'un tersebut, dilanjutkan dengan ritual nurayo, hitung kebarek mi'in, dan weka’ ua kepada remaja putri yang melaksanakan mi'in di musim tanam 2021-2022 di Desa Sulengwaseng.***