FLORES TERKINI - Usai sudah pelaksanaan upacara adat Lepa Bura yang dilaksanakan di Desa Sulengwaseng Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terpantau oleh awak media, masyarakat lokal setempat yang berada di Lewahe Desa Sulengwaseng sangat sibuk menjelang berakhirnya ritual Lepa Bura atau syukuran panen tahun 2022 ini.
Kesibukan itu terpantau di rumah adat suku Krowin, Melur Koten, Melur Maran, dan rumah adat Suku Huler.
Tampak juga para remaja putri yang menjalankan mi'in (pantang dan puasa) pada keempat Lango Belen itu mulai mempersiapkan diri mereka menyambut tibanya waktu nurayo, hitung kebarek mi'in, dan ritual weka’ ua.
Ketiga jenis ritual tersebut dilaksanakan pada namang (tempat digelarnya acara adat) dan korke (rumah adat) Suku Krowin.
Sementara itu, di lango belen Krowin (rumah besar Suku Krowin), Ema Lango (istri tuan tanah) dan barisannya tampak sibuk mempersiapkan segala kelengkapan yang akan digunakan Bapa Lango Krowin dalam ritual reka wu'un (makan hasil panenan baru).
Pada pukul 02.30 WITA, Kebelen Raya (Tuan Tana Lewahe-Melur Koten) dan Bapa Lango Melur Maran serta Huler mendatangi lango glaran (rumah keramat), masuk dan bersila mendampingi Bapa Lango Krowin yang akan melepaskan masa pantangnya itu.
Proses penutupan ritual Lepa Bura pun dimulai dengan ua (buah pinang), wata beten (jagung muda) dan wata holot (jagung solot) yang telah terjamah (dula/demu, mencicipi ) itu kemudian diserahkan (ege keleka) kepada istri Kebelen Raya.
Dengan penyerahan ini maka berakhir sudah masa pantangyang telah dijalaninya sejak Oktober 2021 lalu itu.
Istri Tuan Tana lantas melanjutkan lepu ua (melepaskan buah pinang dari ranting buah), pua wata beten (meluruh biji-biji jagung muda), dan oru wata holot (meluruh jagung Solot).
Lasarus Gula Melur dan Petrus Er Melur menyimbolkan proses itu sebagai kebersatuan hati para penguasa lewo, bersama-sama mensyukuri berkat leluhur dan berkat Tuhan atas hasil dari aktivitas pantang yang dijalani selama musim tanam itu.
Usai ritual makan wu'un tersebut, dilanjutkan dengan ritual nurayo, hitung kebarek mi'in, dan weka’ ua kepada remaja putri yang melaksanakan mi'in di musim tanam 2021-2022 di Desa Sulengwaseng.***