Klarifikasi Pastor Paroki Weluli Soal Upacara Berkat Nikah yang ‘Gagal Digelar’: Bukan Batal, Tapi Ditunda

- 14 Agustus 2022, 21:41 WIB
Seorang wanita menangis histeris usai pernikahannya diduga dibatalkan secara sepihak oleh pastor.
Seorang wanita menangis histeris usai pernikahannya diduga dibatalkan secara sepihak oleh pastor. /Tangkap Layar TikTok

FLORES TERKINI – Viralnya video terkait upacara pemberkatan nikah sepasang pengantin di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ‘gagal digelar’ akhirnya diklarifikasi oleh Pastor Paroki Weluli, Belu.

Dalam postingan yang diunggah ke platform media sosial Facebook pada Minggu, 14 Agustus 2022, terdapat lima poin klarifikasi oleh Pastor Paroki Weluli atas nama Romo Agustinus Kau Lake.

Berikut selengkapnya klarifikasi Pastor Paroki Weluli, Romo Agustinus Kau Lake, terkait masalah pernikahan sepasang pengantin yang ‘gagal digelar’ tersebut.

Baca Juga: Seperti Ini Ramalan Zodiak Besok Senin 15 Agustus 2022: Aries Bakal Bermesraan, Taurus Jomblo Temukan Cinta

Selamat siang semua. Saya, Pastor Paroki Weluli hendak menyampaikan beberapa klarifikasi terkait beredarnya berbagai postingan di medsos terkait polemik di Maudemu.

Pertama, bahwa yang terjadi di Maudemu “bukan pembatalan pemberkatan nikah” karena semua prosedur kanonik sudah diikuti dan tidak ditemukan halangan maupun larangan sesuai hukum kanon. Yang terjadi adalah “penundaan pemberkatan nikah”. Alasannya adalah mempelai dan keluarga lebih fokus mempersiapkan resepsi sampai lupa mempersiapkan tenda (kapela darurat) tempat pemberkatan nikah. Hingga waktu misa pemberkatan tiba, mempelai dan keluarga belum muncul untuk melakukan persiapan akhir dan pengakuan dosa karena sedang sibuk di tenda resepsi. Saya membacanya sebagai ketidaksiapan batin mereka untuk pemberkatan tapi hanya sibuk siap pesta resepsi.

Kedua, Stasi Maudemu belum memiliki gedung kapela. Selama ini kami merayakan Ekaristi Hari Minggu, hari raya, dan pelayanan sakramen-sakramen di sebuah tenda (kapela darurat) yang dibangun di depan kantor desa. Sejak rencana pernikahan, disepakati bersama mempelai dan keluarga bahwa pemberkatan tidak (terjadi) di Gereja Pusat Paroki Weluli, tetapi dilakukan di tenda (kapela darurat stasi) tersebut, bukan di tenda resepsi sebagaimana disebutkan dalam video yang beredar. Namun mempelai dan keluarga malah mengeluarkan undangan dan menyiapkan tenda resepsi sebagai tempat upacara pemberkatan nikah tanpa berkonsultasi lanjut dengan Pastor Paroki. Lalu umat yang lain protes dan bertanya kenapa tidak berkat di tenda (kapela darurat) sebagaimana pasangan-pasangan lain selama ini? Keluarga justru menjawab bahwa Pastor Paroki yang suruh, padahal belum pernah terjadi dan saya tidak pernah memutuskan untuk melangsungkan Ekaristi berkat nikah di tenda resepsi pada rumah mempelai. Yang dimaksud dengan tenda sejak awal rencana pernikahan adalah kapela darurat, bukan tenda resepsi sebagaimana ditanggapi oleh mempelai dan keluarga.

Baca Juga: Kronologi Calon Pengantin di NTT Menangis Histeris Usai Pernikahannya Diduga Dibatalkan Sang Pastor

Ketiga, pada saat hari pemberkatan sesuai rencana, ketika tiba di tenda (kapela darurat), saya menemukan tidak ada tanda-tanda persiapan untuk digunakan sebagai tempat upacara misa pengukuhan Sakramen Pernikahan, sedangkan tenda resepsi penuh dengan hiruk-pikuk aktivitas pesta dan hingar-bingar musik. Maka saya memerintahkan untuk segera menyiapkan tenda (kapela darurat) untuk dilangsungkan upacara Sakramen Pernikahan, yang harus didahului dengan pembinaan/persiapan terakhir dan pengakuan dosa. Mempelai dan keluarga datang ke kapela darurat namun tidak langsung masuk. Mereka berdiri saja di luar dengan acuh, malas tahu dan enggan. Padahal waktu sudah lewat dan belum ada persiapan akhir dan pengakuan dosa, supaya bisa dilanjutkan dengan upacara pemberkatan. Nampak jelas dari sikap mereka bahwa mereka mati-matian ingin agar melangsungkan upacara pengukuhan Sakramen Pernikahan di tenda resepsi.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x