Lanjutnya, dengan cara ini, Uskup Ximenes Belo sejak ia ditahbiskan sebagai Uskup Dili, tidak lagi menjadi anggota kongregasi, meskipun ia telah tinggal dalam beberapa tahun terakhir di rumah-rumah Salesian.
Kasus-kasus dugaan pelecehan seksual oleh Uskup Belo dilaporkan oleh media terjadi pada 1980-an, sebelum Carlos Filipe Belo diangkat menjadi uskup dan masih sebagai superior di Salesian Don Bosco, Dili.
Pada November 2002, Uskup Belo mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya, dengan alasan masalah kesehatan dan perlunya masa pemulihan yang lama.
Dalam edisi daringnya, De Groene Amsterdammer menjelaskan bahwa mereka telah mendengar pengakuan dari beberapa korban dan 20 orang yang mengetahui kasus tersebut, termasuk anggota pemerintahan, politisi, pegawai organisasi masyarakat sipil, dan elemen Gereja.
"Lebih dari separuh orang (yang diwawancarai) secara pribadi mengenal seorang korban pelecehan dan yang lainnya mengetahui kasus tersebut. De Groene Amsterdammer berbicara kepada korban lain yang menolak untuk menceritakan kisah mereka di media," kata jurnalis Tjirske Lingsma.
Uskup Belo yang menjadi objek pemberitaan media asal Belanda tersebut merujuk pada dugaan pelecehan yang dilakukan pada tahun 1990.
Baca Juga: Uskup Belo Diduga Lakukan Pelecehan Seksual pada Anak Remaja, Begini Pengakuan Korban
Paulo (nama samaran), yang diidentifikasi sebagai salah satu korban dan kini berusia 42 tahun menceritakan bahwa ketika dia masih di bawah umur, dia menjadi sasaran pelecehan seksual di rumah Uskup Belo, dengan pemberian sejumlah uang sebagai iming-imingnya.
Marco Sprizzi, wakil tertinggi Paus dan Vatikan di Timor Timur, mengatakan bahwa kasus ini ditangani oleh badan-badan yang berwenang dari Takhta Suci, tidak menunjukkan apakah prelatus itu diselidiki atau tidak.