Sumber Air Sudah Dekat, Masyarakat Adat Lewonama Gelar Ritual Syukuran 'Hode Kebarek'

29 Oktober 2023, 17:11 WIB
Ritual syukuran ‘Hode Kebarek’ di Desa Lewonama, Minggu (29/10/2023). /Tintus Belang/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI, Flotim - Komunitas masyarakat adat Desa Lewonama, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya boleh bersyukur atas anugerah sukacita karena bisa menikmati air bersih. Setelah puluhan tahun hanya bisa merasakan air minum dari sumur yang rasanya asin, kini mereka boleh bernapas lega.

Hal itu terjadi karena sumur bor yang diadakan oleh pemerintah desa memanfaatkan dana Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah hadir di tengah kampung dan mengaliri setiap rumah warga.

Sebagai ucapan syukur karena sumber air sudah dekat, masyarakat adat Lewonama menggelar ritual adat 'Hode Kebarek' (Terima Gadis) sebagai simbol kedatangan air di kampung pada Minggu, 29 Oktober 2023.

Baca Juga: Timsel KPU NTT Buka Pendaftaran Bakal Calon Anggota di 4 Kabupaten, Berikut Syarat dan Cara Pendaftarannya

Ritual ditandai dengan pengambilan air dari sumber air sumur bor oleh pemangku adat yang diwakili oleh Suku Lio Lama Lingi Beta Lama Loa (Suku Lion) sebagai suku asli kampung Lewonama.

Air yang diambil tersebut diserahkan kepada suku Belang Bunu Matan Napo Keri Tego sebagai suku yang datang bersama-sama dengan suku Lion dari gunung untuk diantarkan ke kampung. Sebagai tanda air boleh diarak ke kampung, suku Werang Lama Hodu Nua Lama Lerek membuka pintu gerbang dengan ritual gunting pita dari tali-temali hutan.

Seluruh masyarakat adat Lewonama menyambut kedatangan air di tengah kampung dalam sebuah perarakan panjang yang meriah. Proses perarakan diwarnai dengan tarian 'hedung' dan 'selen' oleh segenap komunitas suku yang menghuni kampung tersebut. Air diarak menuju Lango Belen Suku Pulo Wun Lema (Rumah besar milik seluruh suku) yang berada di tengah kampung.

Baca Juga: Keunggulan bluDebit Card dan Cara Mendapatkannya, Produk Terbaru BCA yang Melengkapi Pilihan Metode Transaksi

Setelah ditakhtakan dalam Lango Belen, air yang diarak kemudian dibagikan untuk dikecapi oleh para pemangku kepentingan di antaranya Kabelen Lewo, para kepala suku, pemerintah desa, perwakilan dari 8 suku yang mendiami komunitas adat Lewonama, dan 'Ribu Ratu' atau masyarakat adat.

Tokoh adat kampung Lewonama Agustinus Penoli Lion menjelaskan, ritual adat Hode Kebarek dimaksudkan untuk mengakui sekaligus menghormati 'Sang Pemilik Air'. Hal itu didasari pada keyakinan komunitas adat Lewonama kepada kekuatan alam yang mampu menghadirkan air.

"Ritual ini menggambarkan keyakinan terhadap kekuatan alam," ujarnya kepada awak media floresterkini.pikiran-rakyat usai kegiatan, Minggu, 29 Oktober 2023.

Baca Juga: Hasil Tes Kesehatan: Ketua KPU Sebut 3 Paslon Bacapres-Bacawapres Mampu Jalani Tugas Negara dan Bebas Narkoba

Agustinus menjelaskan, air bersih dari sumber sumur bor memang sudah melayani kebutuhan masyarakat Lewonama selama lebih kurang satu tahun. Akan tetapi dalam perjalanannya, air tersebut mengering tanpa sisa selama dua minggu.

Kesulitan air itu dikeluhkan oleh segenap masyarakat adat Lewonama karena harus mengambil air secara manual dari sumur umum yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman.

Ritual syukuran ‘Hode Kebarek’ di Desa Lewonama, Minggu (29/10/2023).// Tintus Belang/FLORES TERKINI

Menyikapi peristiwa itu, para pemangku adat di kampung Lewonama memandang perlu membuat sebuah ritual untuk memberi makan dan memanggil kembali air yang pergi menghilang.

Hasilnya, air kembali datang. Tidak tanggung-ganggung, debet air bahkan langsung naik mencapai empat meter hanya dalam rentang satu hari.

Baca Juga: Tarif Parkir dan Pemasangan Portal di RSUD TC Hillers Diprotes Warga, Begini Respon Pemda Sikka

"Ema pi lewo tukan di penesak pulo, bine pi tana lolon di pe'oer lema. Matan pito di ba hela, liwun lema di gere kuran. (Mama dan saudari di kampung mengeluh. Karena air tidak mengalir sampai ke kampung). Katena itu kami merasa perlu untuk mengungkapkan syukur dan terima kasih kepada kekuatan yang kami yakini sebagai pemilik air," kata Agustinus.

Menurut dia, maksud dari diadakannya ritual Hode Kebarek adalah meminta kepada 'Sang Pemilik Air' untuk selalu memberikan petunjuk tidak hanya kepada para pemangku adat, tetapi juga kepada 'Ribu Ratu' (masyarakat umum) yang mendiami komunitas adat Lewonama.

"Melalui ritual ini, kita meminta kepada pemilik air untuk selalu memberikan petunjuk kepada kita agar selalu menyerahkan persembahan karena telah memberikan air untuk hidup kita," pungkasnya.***

Editor: Max Werang

Tags

Terkini

Terpopuler