Bencana Longsor di Ende: Sembilan Nyawa Melayang dalam Dua Bulan Terakhir

8 Juni 2024, 06:49 WIB
Lokasi longsor di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur. /Dok. Ist./HO-FLORES TERKINI

FLORES TERKINI – Dalam dua bulan terakhir, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami serangkaian bencana longsor yang mengakibatkan sembilan warga kehilangan nyawa. Kejadian ini sebagian besar dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berlangsung selama beberapa hari.

Menurut Sekretaris BPBD Kabupaten Ende, Yulius Emanuel Riwu, sejak awal Mei hingga awal Juni 2024, telah terjadi beberapa insiden longsor yang merenggut sembilan korban jiwa. Salah satu kejadian terbaru adalah longsor yang menelan empat korban di Kelurahan Rewarangga Selatan pada 7 Juni 2024.

"Dua bulan terakhir ini kita sudah ada sembilan orang korban termasuk dengan empat korban longsor di Kelurahan Rewarangga Selatan tadi pagi," ungkap Sekretaris BPBD Kabupaten Ende, Yulius Emanuel Riwu, Jumat, 7 Juni 2024.

Baca Juga: Kapolsek Wolowaru Imbau Warga Ende Waspadai Dampak Cuaca Ekstrem

Pasca terjadinya serangkaian bencana ini, BPBD Kabupaten Ende mengimbau warga yang tinggal di daerah perbukitan untuk melakukan evakuasi dini, mengingat curah hujan yang masih tinggi. Yulius Emanuel menekankan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang tinggal di lereng bukit dan daerah rawan longsor.

"Warga yang tinggal di lereng bukit harus tetap waspada karena curah hujan masih tinggi sehingga kemungkinan longsor masih terjadi. Jika cuaca tidak mendukung dan hujan deras, sebaiknya untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujar Yulius Emanuel.

Selain itu, pihak BPBD juga telah berkoordinasi dengan camat dan lurah setempat untuk menyampaikan imbauan kepada warga di Kelurahan Rewarangga Selatan agar segera mengungsi jika kondisi cuaca memburuk. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk menghindari korban jiwa lebih lanjut akibat longsor yang mungkin masih terjadi. "Jika hujan deras turun, lebih baik mengungsi daripada bertahan di rumah yang berpotensi terkena longsor," imbuh Yulius.

Berikut rentetan insiden longsor di wilayah Kabupaten Ende yang terjadi dalam dua bulan terakhir, menurut data yang berhasil dihimpun FLORES TERKINI.

Baca Juga: Simak! Segini Besaran Gaji dan Masa Kerja PPPK di Ende Usai Resmi Menerima SK

Rentetan Insiden Longsor di Ende

1. Kejadian di Kelurahan Mautapaga

Pada 4 Mei 2024, dua kakak beradik tewas tertimpa tembok penyokong bangunan yang roboh di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur. Kedua korban, Mariana Natalia Jole (17) dan Maria Anita Dete (19), sedang berada di rumah kost saat tembok tersebut runtuh.

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Warga Ende yang Tinggal di Perbukitan Diimbau Segera Mengungsi

2. Longsor di Desa Wolotopo Timur

Pada hari yang sama, dua warga Dusun Wawosumba, Desa Wolotopo Timur, Kecamatan Ndona, juga tewas tertimpa longsor. Korban, Agnes Fian Wara (29) dan Anastasya Nete (50), merupakan istri dan anak dari Paulinus Rofinus Fole, Ketua BPD Wolotopo Timur. Agnes Wara meninggal dunia, sedangkan Anastasya Nete selamat dari longsor tersebut.

3. Turap Penahan Kapela Lokoboko Roboh

Pada 22 Mei 2024, dua warga Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, yaitu Patrianus Padi dan Philipus, tewas tertimbun material batu dan tanah saat tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko roboh. Keduanya sedang menggali pondasi pengganti tembok penyokong tersebut ketika bencana terjadi.

Baca Juga: Tragedi Longsor di Ende: Satu Keluarga Menjadi Korban

4. Longsor di Rewarangga Selatan

Pada 7 Juni 2024, satu keluarga di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, tewas tertimbun longsor. Korban terdiri dari Bernadus Bata (55), istrinya Henderika Oka (40), dan dua anak mereka, Maria Avika Wonga (7) serta Echa (1,5). Mereka ditemukan tak bernyawa di rumah mereka yang hancur akibat longsor.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler