Jumlah Kematian Babi di Flores Timur yang Mencapai 80 Persen Tak Berpengaruh pada Tingginya Harga Jual

- 3 Agustus 2021, 06:02 WIB
Informasi terkait virus ASF yang menyerang babi.
Informasi terkait virus ASF yang menyerang babi. /Dok. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan/

FLORES TERKINI - Sebanyak 80 persen ternak babi masyarakat Flores Timur terserang Virus African Swine Fever (ASF).

Namun, jumlah kematian yang tinggi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan pada tingginya penjualan harga babi di Flores Timur.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Densi Kleden, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 3 Agustus 2021.

Baca Juga: Jual Bendera di Kota Larantuka Jelang HUT RI ke-76, Pedagang Asal Garut Banjir Pembeli

“Sejak Januari hingga Mei 2021 diperkirakan 80 persen lebih ternak babi yang mati akibat flu babi atau virus ASF, dengan kisaran harga tertinggi dari lima hingga enam jutaan. Meski demikian dari babi yang masih ada tidak perjualkan dengan harga tinggi,” ucapnya.

Meskipun demikian Densi Kleden turut memastikan, para peternak babi bisa memelihara kembali babinya pada tahun 2022.

Karena itu, dia meminta di tahun 2021 ini, para peternak babi bisa melakukan pembersihan dan pengeringan kandang babi agar bisa terhindar dari serangan virus ASF.

Baca Juga: Gandeng MDC Maumere, Peserta Diving Asal Flores Timur Gelar Latihan Menyelam di Pulau Meko

Densi Kleden pun mengajak warga peternak babi, agar senantiasa merawat kebersihan di sekitar kandang babi dan diharapkan tidak menjual anak babi dengan harga tinggi.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x