Baca Juga: Analisa Sinopsis Terpaksa Menikahi Tuan Muda 30 September 2021: Mau Kinanti Hamil, Ini Syaratnya
Saat sesi diskusi berlangsung, peserta terlihat antusias mengajukan berbagai pertanyaan tentang isu-isu menarik.
Salah satu peserta webinar dan anggota OMK dari Stasi Hati Kudus Bimoku Kupang, Ryan Lino, mengatakan bahwa orang muda dipengaruhi perkembangan teknologi yang keasyikan bermain media sosial, lalu melupakan makna inti OMK.
Hal itu turut dibenarkan Pastor Ito. Menurutnya, Alkitab-lah yang mempersatus semua hubungan itu.
Tapi sayangnya, ia juga mengakui bahwa mayoritas anak muda Katolik bahkan malu memegang Kitab Suci, apalagi untuk membaca dan mendalaminya. Karena itu, ia menyarankan agar setiap orang muda Katolik harus kembali mengakrabkan diri dengan Alkitab.
“Mulailah dengan menempati Alkitab dengan benar. Jangan sampai kita punya Kitab Suci itu taruh paling bawah, ia ditumpuki oleh buku atau benda yang lain. Kalau seperti itu, bagaimana kita mau membacanya,” ujar Pastor Ito.
Pastor Ito juga menjelaskan, metode katekese atau pengayaan dalam Kitab Suci itu berbeda-beda untuk tiap kelompok umur, dan umumnya orang cepat bosan dan tidak berminat.
Baca Juga: BUMDes Masuk ke Dunia E-Commerce, Tanda Kemajuan Digital di Desa Selama Pandemi Covid-19
Bahwa ada teknik khusus buat anak-anak, orang muda, dan kelompok dewasa. Namun dalam kenyataan, metode orang dewasa dipakai untuk semua kalangan.