Ketika Bapak Jago ditemui usai akhir tarian, beliau mengatakan bahwa mereka hanya menampilkan satu saja aksi yang masih normal.
"Dalam adat, ini adalah hal yang biasa dan kami malah ingin melakukan lebih lama lagi," katanya.
Jago menambahkan, dia menikam Boskon secara sungguh-sungguh dan itulah inti dari tarian Wede.
Disaksikan awak media, banyak masyarakat spontan berteriak: apakah itu baik atau tidak. Tentu, mereka penuh dengan ketakutan.
Setelah selesai tarian Ue, Pater Gervas memotong buah kelapa muda dengan tali yang diikat di depan gapura.
Sungguh luar biasa, kelapa tersebut dibelah bagi dua, dan itu menunjukkan bahwa hati Pater Gervas sejuk dan penuh rasa bahagia.***