"Jadi situasi kritis lebih banyak diarahkan pada kesehatan ibu dan anak. Jadi di desa atau kelurahan harus ada kelembagaan yang mengikuti secara baik mulai dari proses awal kehamilan seorang ibu hingga persalinan," ujar Petrus Kewuan.
Adapun inovasi yang akan terus dikembangkan di Solor Barat guna menurunkan angka stunting yang digaungkan pemerintah yakni sebagai berikut.
Baca Juga: Ira Ua Sudah Resmi Ditahan Polda NTT? Unggahan Anggota TPFI Buang Sine Ini Bikin Netizen Penasaran
Pertama, menetapkan hari gizi setiap bulan. Petrus Kewuan kembali mengatakan bahwa perlu adanya penetapan hari gizi buat anak di setiap bulannya.
"Hal ini dilakukan agar semua pihak dapat mengikuti perkembangan tentang gizi anak setiap bulannya," ujar Camat Solor Barat
Kedua, semua orang wajib berbicara tentang stunting kapanpun dan di manapun berada. Camat Solor Barat kembali meminta kepada seluruh masyarakat agar selalu berbicara tentang masalah stunting di setiap saat entah kapan dan di mana pun ia berada.
"Masyarakat diminta untuk bisa berbicara tentang masalah stunting dimana saja dan kapan saja ia berada, agar semua masyarakat bisa tahu dan paham tentang apa dan bagaimana dengan stunting ini," tambahnya.
Ketiga, pemberian makan makanan lokal kepada bayi sejak pertama kali diusia makan. Bayi juga harus bisa diberikan makan makanan lokal saat ia sudah memasuki usia makan.
"Usia makan bayi itu pada saat ia sudah enam bulan, olehnya bisa diperkenalkan kepadanya makan dari makanan lokal," tutup Petrus Kewuan.***