Ditemukan juga ada beberapa gerendel jendela yang sudah rusak, bola lampu, pasangan dinding di atas plafon yang belum terpolesi plesteran.
Sementara itu, ada juga sisi dinding pada beberapa ruangan yang baru sekali dilapisi cat tembok, daun pintu lama yang belum terurus rapi serta lapisan cat yang masih mengotori lantai.
Baca Juga: Tenaga Honorer 2023 Tak Akan PHK Massal, Azwar Anas: Distribusi ASN Masih Jawa Sentris
Sebagaimana yang disaksikan awak media ini, untuk membuktikan kebenaran informasi terkait kenyataan atap ber-spandek yang bocor itu, anggota Komisi C DPRD Flotim, Muhammad Mualim dan Muhidin Demon Sabon bersama Kabid Yankes pada Dinkes Flores Timur, Rudi Wada, serta Konsultan Pengawas rela berjibaku memanjat hingga menelusuri setiap lembaran spandek pada atap di salah satu ruangan yang direhab itu.
Dari balik plafon ini mereka menemukan sekitar 12 lembar spandek yang bocor atau berlubang serta beberapa sisi atas pada dindingnya (pasangan batu) belum terplester.
Kenyataan miris pada komponen atap ber-spandek itu lalu direkomendasikan mereka kepada pihak rekanan untuk segera digantikan dengan spandek yang baru dan serupa, termasuk mengharuskan pihak pelaksana melapisi plesteran pada sisi atas dinding yang belum berpoleskan campuran plesteran tersebut.
Pada komponen kusen jendela di ruangan pasca persalinan, mata anggota Komisi C bersama pihak Dinkes, PPK dan Konsultan Pengawas yang didampingi Camat Solor Barat Piter Kewuan serta Kepala Puskesmas Ritaebang Darius Ama Sabon pun menemukan kenyataan miris pada material kayu.
Tampak bubuk kayu berhamburan di setiap sisi pada kedua kusen jendela itu akibat keratan binatang pengerat kayu.