Indonesia Masuk Peringkat ke-2 Dunia Percaya pada Media, Beginilah Pesan Mahfud MD kepada Segenap Insan Pers

- 8 Februari 2022, 16:16 WIB
Menkopulhukam Mahfud MD.
Menkopulhukam Mahfud MD. /Instagram/mohmahfudmd

FLORES TERKINI - Negara Indonesia saat ini sedang menduduki peringkat kedua dunia terkait kepercayaan publik kepada media.

Hal ini ketahui dari hasil survei termutakhir Edelman Trust Barometer yang mana disampaikan oleh Mahfud MD pada saat menjadi pembicara kunci dalam Konvensi Media Massa Hari Pers Nasional (HPN) 2022 yang diselenggarakan secara hybrid dari Kendari, Sulawesi Tenggara, dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa 8 Februari 2022.

"Di dalam suvei ini, tingkat kepercayaan publik Indonesia terhadap media mencapai 73 persen atau naik 1 persen," ujar Mahfud MD.

Baca Juga: PPKM Level 3 Jawa-Bali, Ketua DPD RI Minta Penerapannya di Wilayah dengan Kasus Omicron Tertinggi

Dalam Konvensi Media Massa yang bertajuk "Membangun Model Media Massa Berkelanjutan", di Kendari, Sulawesi Tenggara, Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) pun memberikan beberapa arahan kepada segenap insan pers di Indonesia.

Mahfud MD sangat mengharapkan segenap insan pers Indonesia untuk tidak menggampangkan proses dalam membuat berita dan menurunkan kualitasnya agar mampu menjadi pilihan terpercaya publik dalam memberikan informasi.

"Pers tidak seharusnya menerapkan praktik jurnalisme yang menggampangkan proses dan menurunkan kualitas," ujar Mahfud MD dikutip dari ANTARA, Selasa 8 Februari 2022.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Semakin Meningkat, DKI Jakarta Jadi Penyumbang Terbesar

Mahfud MD pun membeberkan contoh terkait turunnya kualitas berita yakni seperti, menulis tanpa konfirmasi, menulis secara sepihak, tidak cover both side, memberi pemaknaan keliru pada sebuah peristiwa, memilih narasumber yang tidak kredibel, atau praktik membuat judul-judul berita yang menggoda, namun melencengkan maknanya.

Lebih lanjut, Mahfud MD pun memandang harapan tersebut juga berkaitan dengan wujud kedisiplinan pers dalam mempertahankan profesionalisme dan kualitas pemberitaan.

Dengan demikian, kata dia, seluruh insan pers dapat senantiasa bertahan dan berkelanjutan menjadi pilihan publik terpercaya.

Baca Juga: Gempa Banten 5,5 M, BMKG Ingatkan Warga Jabodetabek Waspadai Goncangan Susulan

Bahkan, menurut Mahfud MD, hal tersebut akan berperan penting dalam melawan dominasi media sosial yang dibanjiri hoaks atau berita bohong.

Ia mengatakan media sosial menjadi ruang besar bagi masyarakat untuk mengabaikan etika publik dalam berkomunikasi dan meluaskan penyebaran hoaks serta konten disinformasi.

Dengan demikian hal ini justru sangat menguntungkan pihak tertentu, khususnya platform media global.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Wilayah Banten, Ini Kata BMKG

“Praktik ini berlangsung secara luas dan memberikan keuntungan yang besar hanya pada pihak tertentu, khususnya platform media global yang pada akhirnya menghasilkan ketimpangan (bila dibandingkan dengan media massa nasional) dan mengusik kedaulatan nasional kita, terutama kedaulatan di bidang digital,” jelas Mahfud MD.

Meskipun begitu, Menkopolhukam ini mengatakan bahwa ada temuan lain yang menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki kecemasan yang tinggi terhadap hoaks, yaitu pada peringkat ke-2 di dunia, yakni sebesar 83 persen.

"Ini angka yang seakan memberikan pengakuan atas keprihatinan kita saat ini pada fenomena merebaknya hoaks di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya.

Baca Juga: Singgung Masa Kampanye Pemilu Serentak 2024, Komisioner KPU: Kandidat Baru Mulai dari Nol

Oleh karena itu, Mahfud memandang media massa yang dikelola insan pers berperan penting untuk membendung arus hoaks.

Ia menilai media massa merupakan entitas yang bekerja melalui proses berjenjang dari lapangan ke ruangan redaksi, berstandar etik dengan kualitas yang terjaga, bahkan mempersyaratkan verifikasi sehingga akurasi berita pun terpenuhi.

Dengan demikian, Mahfud mengimbau para insan pers harus mampu mempertahankan profesionalisme dan kualitas pemberitaan yang seperti itu agar mampu bertahan dan berkelanjutan sebagai sumber utama bagi publik dalam mendapatkan berita dan informasi terpercaya.***

Editor: Eto Kwuta

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x