Kilas Balik Perjuangan Amposh FC Jr Menuju Menpora Cup U16: Berawal dari Mimpi, Bermuara pada Bukti

- 25 Juni 2022, 09:20 WIB
Amposh FC Jr di ajang Menpora Cup U16 tahun 2019.
Amposh FC Jr di ajang Menpora Cup U16 tahun 2019. /Dok. Amposh FC

FLORES TERKINI – Amposh FC adalah sebuah tim sepak bola yang bermarkas di Postoh, Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tak dapat dipungkiri, talenta-talenta pesepakbola tangguh di Flotim banyak lahir dari tim sepak bola ini.

Namun, bakat pesepakbola anak-anak muda di Postoh tak lahir begitu saja. Konon, anak-anak lelaki di Postoh harus pandai bermain bola. Ini serupa sebuah kewajiban! Pasalnya, mereka akan merasa dikucilkan ketika tak pandai menendang bola.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini, Sabtu 25 Juni 2022: Cek Jam Tayang Aku Bukan Wanita Pilihan dan Ikatan Cinta

Bermain bola bagi anak-anak Postoh seperti menimba ilmu di pendidikan formal: punya tujuan, menjadi pemain terbaik, lalu berprestasi. Sebab, hanya dengan cara itulah mereka menunjukkan eksistensi mereka dan membanggakan Lewotana.

Postoh sangat kental dengan adat-istiadatnya, demikian pula dengan agama. Adat dan sepakbola tumbuh subur bersama, melekat dan tak mudah luntur. Karena itu, setiap anak yang lahir selalu mengenal tiga hal: agama, adat, sepakbola.

Agaknya, setiap bocah laki-laki yang lahir di Postoh dilahirkan untuk bermain sepak bola. Lapangan sepak bola Ile Mandiri milik misi (Keuskupan Larantuka), bukanlah lapangan yang mentereng.

Baca Juga: Tingkatkan Publikasi, STP Reinha Larantuka Gelar Pendampingan Penulisan Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Rumputnya jarang, penuh batu dan kerikil, dibatasi jalan, dan sudut-sudut lapangan bertebaran kotoran-kotoran ternak.

Namun lapangan itu justru menjadi saksi bisu antara harapan, doa, dan cita-cita anak-anak muda Postoh digantungkan.

Anak-anak Postoh memang gila bola. Tidak peduli hari apa dan suasana apa. Bahkan dalam suasana Bulan Puasa sekalipun anak-anak Postoh yang tergabung dalam tim Amposh FC tetap berlatih.

Mereka semua lahir dari lapangan dengan batu kerikil dan rumput yang jarang, dengan ukuran standar, namun menghasilkan kualitas pemainnya yang mumpuni.

Baca Juga: Sinopsis Terpaksa Menikahi Tuan Muda, Sabtu 25 Juni 2022: Reno Diseret ke Penjara, Kinanti Bebas?

Dimulai dari Amposh Junior U16, mimpi untuk menjadi pesepakbola handal mulai digantungkan. Harapan, doa, dan cita-cita mulai didesain, meski keterbatasan masih terus menghantui.

Berawal dari turnamen berjenjang Menpora Cup Seri Kabupaten, Amposh berhasil menjadi Juara 1 dan berhak mewakili Kabupaten Flotim dan region Larantuka untuk berlaga di Seri Provinsi.

Ada rasa pesimis yang muncul kala itu akibat keterbatasan dana, rasa ragu hingga takut. Namun semuanya pupus ketika melihat anak-anak dengan semangat yang luar biasa, tak peduli apapun itu halangannya, impian harus tetapp dikejar.

Pada 3 Juli 2019, berbekalkan surat rekomendasi lusuh yang disimpan di sebuah map hijau dari kelurahan setempat, terlihat sekelompok anak muda pemain senior Amposh FC dengan penuh semangat berjalan dari lorong ke lorong, gang ke gang.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini, Sabtu 25 Juni 2022: Anak Jalanan A New Beginning, My Kets and My Higheels

Mereka penuh antusias meminta bantuan dana dari masyarakat setempat, sambil berharap ada kepedulian, sehingga mimpi anak-anak itu di dunia sepak bola bisa diperjuangkan.

Rp10 ribu hingga Rp100 ribu terkumpul, harapan mulai muncul, latihan terus berlanjut, segala persiapan sudah dimatangkan, meski lagi-lagi dengan keterbatasan, Amposh FC harus tetap jalan. Doa dan harapan mengiringi keberangkatan mereka, dengan menggunakan kapal feri menuju ibu kota Provinsi NTT.

Pada 16 Juli 2019, Selasa dini hari, kapal yang ditumpangi pun sandar di Pelabuhan Bolok, Kupang. Kebetulan pada saat itu tim Amposh FC berangkat bersama-sama dengan salah satu tim perwakilan dari Kabupaten Flotim.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari Ini, Sabtu 25 Juni 2022: Saksikan Tonight Show dan International Boxing Fight Sports

Tampak raut wajah iri terlihat dari wajah pemain Amposh, bagaimana tidak? Tim tersebut dijemput oleh paguyubannya menggunakan bus yang bisa dikatakan mewah, lengkap dengan baliho “Selamat Datang”.

Sedangkan para pemain Amposh FC dijemput menggunakan mobil pick up dan diangkut bersama-sama dengan mobil box ikan kiriman salah satu pengusaha ikan asal Larantuka.

Kecewa? Tidak! Anak-anak tetap riang, mereka menertawakan keterbatasan itu, menjadikannya sebagai lelucon untuk ditertawai bersama-sama.

Baca Juga: Prediksi Sinopsis Cinta Setelah Cinta Sabtu 25 Juni 2022: Ayu di Depan Mulut Buaya, Begini Nasibnya

Pukul tiga dini hari WITA, tim mencari rumah warga yang telah dijanjikan untuk tempat penginapan mereka. Pengurus mencoba mengusik tidur pulas tuan rumah, mengabarkan bahwa tim telah sampai.

Anak-anak terlihat lapar. Dengan sigap pengurus mengantisipasi situasi itu. Nasi bungkus menjadi penganjal perut yang keroncongan lantaran diamuk gelombang laut.

Pukul enam pagi WITA, kunci rumah diberikan tuan rumah, kerja bakti dimulai, pembersihan lingkungan dilakukan, pembagian tugas diberikan.

Ada beberapa pengurus yang mencoba meminta bantuan dari keluarganya untuk bersedia meminjamkan sekadar karpet atau tikar kepada tim sebagai alas tidur.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series Sabtu 25 Juni 2022: So Sweet, Maudy Gandeng Wilantara Bungkam Emily

Pukul 09:00 WITA, pekerjaan selesai. Jadwal dibuat, anak-anak dikumpulkan, peraturan diberitahukan, semua harus patuh!

"Tidak ada anak-anak manja di sini, kalian adalah laki-laki yang suatu saat nanti akan bertanggung jawab atas diri kalian sendiri," kata Ibnu Chaldun, coach Amposh Jr kala itu, kepada anak-anak binaannya itu.

Bak kehidupan di asrama, anak-anak harus disiplin, sebab banyak pemain bola yang gagal karena mental dan tingkah laku mereka yang indisipliner.

Jam tujuh sebelum makan malam, semua HP dikumpulkan, tidur tepat waktu, bangun tepat waktu, demikianpun latihan harus tepat waktu.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini, Sabtu 25 Juni 2022: Saksikan Persija Jakarta vs Borneo FC dan Film Firestorm

Pada 26 Juli 2019, technical meeting turnamen berjenjang Menpora Cup U16 Seri Provinsi dimulai. Sore itu di Gedung KONI, dengan kepercayaan diri semua peserta yakin tim mereka akan juara.

Amposh sebagai pendatang baru di ajang itu hanya bisa menyimak, tatapan sinis, saling mengucapkan selamat datang dan obrolan ringan mengenai hitung-hitungan tim mana yang akan juara mulai diprediksi, dan Amposh FC sangat jauh dari analisa dan prediksi itu.

Hasil technical meeting menempatkan Amposh pada Poll B, yang diisi oleh tiga tim yaitu SKO Flobamorata, SSB Nakamese, dan Amposh Jr itu sendiri.

Baca Juga: Jadwal Acara MNCTV Hari Ini, Sabtu 25 Juni 2022: Uang Kaget Lagi, Kuraih Bintang 2, Suparman Reborn

Jam 19:00 WITA, briefing dimulai, dari menyampaikan hasil technical meeting sampai pada suasana yang terjadi di Gedung KONI sebelumnya. Briefing selesai, anak-anak harus istirahat, sebab Amposh akan melakoni partai pertama mereka besok Sabtu pagi melawan SKO Flobamorata.

Pada 27 Juli 2019, SKO Flobamorata sudah lebih dulu berada di Lapangan Merdeka. Mereka melakukan warming up (pemanasan) menggunakan kuns elegan. Sedangkan tim Amposh baru mulai bergerak ke bench pemain, terlihat ada beberapa pemain memikul air minum kemasan dua dos sambil lari-lari kecil, dari kesiapan memang Amposh kalah telak.

Pukul 08:00 WITA di hari itu, para pemain sudah masuk ke dalam lapangan, terlihat raut wajah gugup dari beberapa pemain.

Baca Juga: Gubernur NTT Siap Dukung Pembentukan Provinsi Flores Jika Penuhi Syarat Tunggal Ini

Di pinggir lapangan coach kembali memberi motivasi. Pluit dibunyikan, kick off babak pertama dibuka. Satu instruksi khusus dari para coach: “Curi gol babak pertama!”.

Terbukti, detik ke-20 lewat kaki Hasbulah Tokan, Amposh unggul cepat 1-0. Lalu, dibalas SKO di penghujung babak pertama. Akhirnya pada babak kedua, Amposh sukses mengakhiri laga dengan skor 2-1 lewat gol kemenangan yang dicetak Wanto. Amposh mulai percaya diri dengan raihan tiga poin di Grup B, sebagai juara grup sementara.

Partai berikut, Amposh berhadapan dengan SSB Nakamese. Lewat ketenangan para pemain, Amposh berhasil memastikan langkah ke fase selanjutnya, setelah SSB Nakamese dipecundangi 4-0 tanpa balas.

Di fase berikut, Bali United Academi menantang Amposh. Sebagai pendatang baru, Amposh sadar betul akan performa Academi Bali United. Namun Amposh kembali lagi mematahkan prediksi, unggul 2-1, Amposh sukses melenggang ke fase berikutnya.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini, Sabtu 25 Juni 2022: Mega Bollywood Rockstar, Gopi, Gangaa, Balika Vadhu

SSB Sikumana Putra menjadi korban selanjutnya. Grafik anak-anak Amposh terus naik, dengan menang 4-0 atas SSB Sikumana Putra hingga membawa Amposh ke semifinal yang berhadapan dengan SSB Tunas Muda.

Di laga semifinal, datang sebagai tim dengan produktivitas gol terbaik, Amposh makin percaya diri. SSB tertua di Kota Kupang ini pun dilumat dengan skor 3-0, dan mengantar Amposh menuju partai puncak, final!

Pada 1 Agustus 2019, sejarah itu harus diciptakan! Doa dan harapan dipanjatkan, ratusan pasang mata nanar menatap layar live streaming dunia maya di Kampung Postoh. Doa dan dukungan mengalir lewat sosial media hingga telepon.

SSB Gajah Mada Alor menunggu di partai final. Pukul 15:30 WITA. Tidak ada lagi taktik, strategi, dan instruksi khusus kepada pemain dari sang pelatih.

Baca Juga: AS akan Kirim Bantuan Keamanan Senilai 450 Juta Dolar AS ke Ukraina dalam Paket Terbaru

“Saya yakin kalian sudah punya gambaran di hati dan pikiran kalian. Di saat kalian masuk dan berbaris di lapangan, pejamkan kedua mata kalian, lalu bayangkan kedua orang tua kalian, entah yang masih ada maupun yang sudah tiada, sedangkan berada di tribun ribuan orang menyaksikan kalian bermain di partai final ini. Buktikan bahwa kalian bisa membuat mereka bangga, siap?” kata sang pelatih Ibnu Chaldun memberi motivasi. "Siap!” sambung anak-anak.

Pluit dibunyikan, kick off dimulai. Amposh menguasai permainan, dengan gaya spartan Amposh mengurung pergerakan Gajah Mada Alor.

Menit ke-15 Amposh mendapatkan hadiah penalti, setelah kepanikan yang terjadi di kotak penalti Gajah Mada Alor. Lewat kaki Ibo, Amposh unggul 1-0.

Baca Juga: Jelang Hari Bhayangkara ke-76, Polres Sikka Beri Bantuan APD kepada Nakes Desa Bloro dan Ri’it

Hingga pluit dibunyikan tanda permainan telah berakhir, Amposh menjadi juara. Tangis haru pecah di Lapangan Merdeka. Amposh juara! Dari keterbatasan, sama sekali tidak diprediksi, dari tim yang hanya kebobolan dua gol dan memasukkan 16 gol hingga partai final, Amposh juara dan berhak mewakili NTT ke Banten.

Agenda kepulangan dipersiapkan, tiga trofi dibawa pulang: dari trofi Juara 1, Pemain Terbaik, dan Top Skor.

Setelah berpamitan dengan warga masyarakat Legong yang begitu ramah, Amposh diantar untuk kembali ke Lewotana dan dipastikan akan kembali lagi menuju Seri Nasional yang berlangsung di Banten.

Postoh, Larantuka, 5 Agustus 2019, pukul 09:00 WITA. “Saya tidak menyangka ada begitu banyak orang yang menyambut kedatangan kami selama perarakan piala di Kota Larantuka, saya tidak lagi melihat apakah itu Islam atau Katolik. Tidak lagi ada perbedaan itu. Inilah Lamaholot!”***

Disclaimer: Tulisan ini telah mendapat izin terbit dari "sang penutur" sekaligus pelatih Amposh FC Jr waktu itu, yakni Ibnu Chaldun.

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x