Network
FLORES TERKINI - Harga tiket masuk Candi Borobudur saat ini sedang menjadi sorotan masyarakat lantaran dianggap terlalu tinggi, yakni Rp750 ribu.
Info kenaikan ini diperoleh melalui unggahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di akun Instagramnya.
"Kami juga sepakat untuk membatasi kuota turis sebanyak 1.200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah," katanya sebagaimana dikutip Flores Terkini dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.
Dalam unggahan yang sama juga Menko Luhut juga menginformasikan harga tiket untuk pelajar serta harga masuk kawasan Borobudur.
"Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 rupiah saja. Sedangkan untuk masuk ke Kawasan Candi akan akan tetap mengikuti harga yang sudah berlaku," lanjutnya.
Adapun tujuan di balik penetapan harga yang lumayan tinggi ini adalah untuk pelestarian Candi Borobudur yang merupakan kekayaan sejarah dan budaya Nusantara ini.
Harga Rp750 ribu tersebut diterapkan ketika seorang pengunjung ingin menaiki kawasan candi. Sementara untuk masuk kawasan pelataran candi masih dikenakan tarif reguler.
Dengan penetapan harga ini juga diharapkan mampu menekan wisatawan untuk menginjakan kakinya di bangunan candi.
Nah, terlepas dari kontroversi harga tiket Candi Borobudur ini, apakah pembaca Flores Terkini sudah tahu, pada masa dinasti siapakah candi megah ini dibangun?
Berdasarkan catatan sejarah, Candi Borobudur merupakan sebuah bangunan modern peninggalan zaman Hindu-Budha.
Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 800 Masehi. Pembangunannya pun memakan waktu yang cukup lama, yakni hampir 100 tahun.
Awal penemuan, Candi Borobudur hanya berupa reruntuhan seperti bukit, dan ditemukan pertama kali oleh Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles tahun 1914.
Setelah penemuan ini, penggalian, pemugaran dan rekonstruksi lantas dilakukan oleh Theodore van Erp hingga Candi Borobudur terlihat seperti saat ini.
Masih berdasarkan catatan sejarah, Candi Borobudur diketahui oleh Dinasti Sailendra dari Kerajaan Mataram Kuno.
Ide pembangunannya sendiri berasal dari keinginan Raja Samaratungga yang diselesaikan pada tahun 825 Masehi.***
