Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS juga telah meminta para pejuang untuk menghormati warisan budaya di Lalibela dan mengimbau semua pihak untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 9 bulan tersebut.
Konflik Semakin Melebar
Ribuan orang tewas dalam perang yang pecah November lalu setelah Perdana Menteri Abiy Ahmed memerintahkan pasukan pemerintah melancarkan serangan terhadap pasukan yang tergabung dalam Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Maka, sebagai pembalasan atas serangan terhadap pangkalan militer. Pasukan federal merebut Mekelle, ibu kota Tigrayan, dan mengumumkan kemenangan pada akhir bulan itu tetapi TPLF terus bertempur.
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran di wilayah Tigray utara Ethiopia telah meluas ke wilayah Amhara dan Afar, memaksa ratusan ribu orang melarikan diri dari kemajuan pemberontak.
Perkembangan terakhir ini mengikuti peningkatan perolehan teritorial yang dibuat oleh Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) sejak Juni, setelah merebut kembali ibu kota regional Tigrayan, Mekelle, dan memaksa pasukan federal untuk mundur.
Baca Juga: Perdana Menteri Albania Edi Rama Pulangkan 5 Wanita dan 14 Anak-Anak dari Kamp Al Hol Suriah
Pemerintah Ethiopia mengumumkan gencatan senjata sepihak di wilayah Tigray pada akhir Juni sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri konflik.
Akan tetapi, TPLF telah menolaknya dan mengeluarkan daftar tuntutan baru yang mereka tegaskan harus dipenuhi sebelum terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata. .