Para Pengunjuk Rasa Anti-Kudeta Myanmar Mengenang Pemberontakan Pro Demokrasi 1988

- 9 Agustus 2021, 21:50 WIB
ILUSTRASI - Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Myanmar mengenang pemberontakan 1988.
ILUSTRASI - Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Myanmar mengenang pemberontakan 1988. /

Sementara itu, lonjakan kasus Covid-19 saat ini mendatangkan malapetaka bagi masyarakat dengan layanan kesehatan oleh militer praktis tidak ada.

Kementerian Kesehatan, yang berada di bawah kendali pemerintah, mengatakan pada hari Senin 9 Agustus 2021, jumlah kematian kini telah meningkat menjadi 12.014, sementara infeksi melonjak menjadi 333.127. Para ahli mengatakan angka resmi adalah undercount.

Baca Juga: Konflik Terus Meletus di Ethiopia, Pasukan Tigrayan Menguasai Situs Warisan UNESCO

Pemberontakan 1988 Dikenang

Untuk menghindari penangkapan, pengunjuk rasa mengadakan flash mob dan pawai pada hari Minggu di berbagai bagian negara itu, termasuk di dua kota terbesar Yangon dan Mandalay.

Menyusul seruan kampanye online, pengunjuk rasa berpakaian merah memberikan hormat delapan jari dan membawa spanduk bertuliskan: "Mari kita kembalikan hutang darah lama 1988 pada 2021".

Baca Juga: Gadis 9 Tahun Diperkosa dan Dibunuh di India, Keluarga Bersama Ratusan Demonstran Tuntut Pelaku Dihukum Mati

Sebagaimana dikutip Vatican News dari Reuters, setidaknya 6 protes terpisah yang didokumentasikan di Facebook.

“Utang lama dari 88, kita harus mendapatkan semuanya dalam 21 ini," teriak pengunjuk rasa di kotapraja Wundwin di wilayah Mandalay, direkam di video Facebook.

Anti-protes lainnya di kotapraja Myaing menampilkan plakat bertuliskan: "Mari berjuang bersama menuju 8.8.88 yang belum selesai. pembebasan rakyat."***

Halaman:

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Vatican News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah