Para Pengunjuk Rasa Anti-Kudeta Myanmar Mengenang Pemberontakan Pro Demokrasi 1988

- 9 Agustus 2021, 21:50 WIB
ILUSTRASI - Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Myanmar mengenang pemberontakan 1988.
ILUSTRASI - Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Myanmar mengenang pemberontakan 1988. /

FLORES TERKINI – Para pengunjuk rasa anti-kudeta Myanmar pada hari Minggu membuat peringatan penindasan berdarah terhadap pemberontakan pro demokrasi 1988.

Penindasan tersebut yang mana menyandera negara miskin itu selama hampir 6 dekade di bawah pemerintahan militer yang brutal.

Pemberontakan, yang dimulai sebagai gerakan mahasiswa, dipadamkan dengan kekerasan dengan militer menembak secara terbuka terhadap para pengunjuk rasa dan memenjarakan ribuan orang.

Baca Juga: Kapal Terbalik Dihantam Ombak Besar di Lepas Pantai Dakhla Maroko, Pencarian Para Korban Terus Berlanjut

Pemberontakan tersebut dikenal sebagai Pemberontakan 8888 mengacu pada tanggalnya, 8 Agustus 1988. Penentang militer mengatakan sekitar 3.000 orang tewas selama tindakan keras itu.

Pemberontakan, 33 tahun yang lalu, telah menonjolkan Aung San Suu Kyi, yang digulingkan oleh junta militer saat ini bersama dengan pemerintah terpilihnya pada 1 Februari.

Kudeta tersebut telah memicu protes nasional dan gerakan pembangkangan sipil, dengan tindakan keras brutal oleh pasukan keamanan pada demonstran dan pembangkang.

Baca Juga: Program Pangan Dunia PBB Serukan Bantuan untuk Atasi Kelaparan yang Melanda Masyarakat Myanmar

Krisis telah mengguncang negara dengan konsekuensi bencana pada 54 juta negara, yang dilanda krisis pangan akut, kekurangan komoditas dan layanan penting, dan pengungsian.

Halaman:

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Vatican News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x