Amerika Serikat Umumkan Sanksi Baru Terkait Konflik yang Berkelanjutan di Wilayah Tigray Ethiopia

- 17 September 2021, 21:24 WIB
Presiden AS, Joe Biden. Amerika Serikat telah mengumumkan rezim sanksi baru terkait dengan konflik yang berkelanjutan di wilayah Tigray Ethiopia.
Presiden AS, Joe Biden. Amerika Serikat telah mengumumkan rezim sanksi baru terkait dengan konflik yang berkelanjutan di wilayah Tigray Ethiopia. /REUTERS/Leah Millis.

FLORES TERKINI – Amerika Serikat telah mengumumkan resmi sanksi baru terkait dengan konflik yang berkelanjutan di wilayah Tigray Ethiopia.

Negara Adidaya ini mengancam akan menghukum mereka yang memperpanjang pertempuran dan mengakibatkan krisis kemanusiaan.

Perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada hari Jumat 17 September 2021, memungkinkan Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri AS untuk memberikan sanksi kepada para pemimpin dan kelompok jika mereka tidak segera mengambil langkah untuk mengakhiri kekerasan.

Baca Juga: AS, Inggris, dan Australia Menyetujui Pakta Keamanan Indo-Pasifik yang Baru

“Perintah Eksekutif yang saya tandatangani hari ini menetapkan rezim sanksi baru yang akan memungkinkan kami untuk menargetkan mereka yang bertanggung jawab, atau terlibat dalam, memperpanjang konflik di Ethiopia, menghalangi akses kemanusiaan, atau mencegah gencatan senjata,” kata Biden dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Aljazeera.

Biden menambahkan bahwa mereka yang ditargetkan dapat mencakup anggota pemerintah Ethiopia dan Eritrea, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), dan pemerintah daerah Amhara.

Gedung Putih mencatat bahwa semua kelompok yang disebutkan telah dituduh melakukan pelanggaran hak dalam pertempuran, yang meletus antara pasukan federal Ethiopia dan pasukan yang setia kepada TPLF, partai yang berkuasa di Tigray, lebih dari 10 bulan lalu.

Baca Juga: Vladimir Putin dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Tukar Pandangan tentang Situasi Afghanistan

Konflik multi-partai yang meluas telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan setidaknya lima juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Halaman:

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x